SIMFEROPOL - Tentara Rusia mengambil alih bagian unit pertahanan rudal Ukraina di Krimea pada Rabu waktu setempat. Namun, Kementerian Pertahanan Ukraina bersikeras bahwa semua rudal tetap berada di tangan Ukraina. Juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Volodymyr Bova, mengatakan kepada AFP bahwa pasukan Rusia telah memasuki basis di Cape Fiolent dekat Sevastopol namun tidak ada tembakan yang dilepaskan. Melansir Antara, Kamis (6/3/2014), selain itu juga dilaporkan situasi yang absurd di Krimea, di mana pertanyaan tentang "siapa yang memegang kendali" dan "sejak kapan dikendalikan" masih samar-samar, meskipun Moskow pengetatan pengamanannya di semenanjung itu. Dilaporkan, seorang juru bicara kementerian pertahanan berbicara pasukan pro-Moskow mengambil sebagian kontrol dari pangkalan di Evpatoria, barat laut ibu kota semenanjung Simferopol. Sebuah kunjungan yang dilakukan oleh AFP mengungkapkan pasukan Rusia telah berada di tempat tersebut selama berhari-hari. Kelompok-kelompok pro-Rusia sudah mendekati pangkalan pada 23 Februari untuk bernegosiasi dengan komandan Ukraina, hanya sehari setelah tersingkirnya presiden terguling Viktor Yanukovych. "Kami membiarkan mereka setelah pembicaraan," kata Sergiy Anyushkin, seorang petugas Ukraina di pangkalan. Sejak itu, 30 sampai 40 anggota angkatan bersenjata Rusia telah berada di pangkalan, berpatroli di gang-gang dengan membawa senjata, tetapi bertindak dengan damai. Pengambilalihan Rusia secara de facto ke Crimea pada umumnya berlangsung damai. Namun, pengambilalihan ini menandai langkah baru di mana dalam insiden serupa dalam beberapa hari terakhir, pasukan pro-Rusia telah memblokir akses ke pangkalan-pangkalan Ukraina tanpa mengambil kendali. Putin terus menyangkal adanya pasukan darat Rusia yang beroperasi di Crimea. Dia bahkan bersikeras jika orang-orang bersenjata yang diidentifikasi sebagai tentara Rusia diklaimnya sebagai pasukan bela diri lokal. (ade)