Fajar Nugraha Chris Kyle (kiri) dan penembaknya (kanan) (Foto: AP) WASHINGTON - Chris Kyle dikenal sebagai sniper atau penembak jitu paling berbahaya di sejarah Amerika Serikat (AS). Namun dirinya tewas di tangan mantan anggota marinir AS yang tengah menyembuhkan diri dari trauma perang. Kyle bersama dengan tetangganya tengah berada di lokasi latihan tembak saat insiden ini terjadi pada Minggu (3/2/2013). Keduanya tewas di tangan Eddie Ray Routh, yang tengah dibantu oleh Klye untuk mengatasi trauma pascaperang. Korban yang berusia 38 tahun, sempat bertugas di Irak selama empat tahun dan diganjar dua penghargaan Silver Stars, lima Bronze Stars, dua medali penghargaan US.NAVY dan Marinir dan satu penghargaan khusus dari US.NAVY dan Marinir. Demikian diberitakan Associated Press, Senin (4/2/2013). Sejak 1999 hingga 2009, Kyle mencatat lebih dari 150 korban yang berhasil dia bunuh. Jumlah itu dianggap sebagai yang tertinggi dalam sejarah militer AS. Eddie Ray Routh ditangkap oleh pihak kepolisian di Lancaster, Texas. Pria berusia 25 tahun itu sempat melarikan diri dari polisi setelah menembak mati Kyle. Kini Routh, berada di penjara Erath County dan ditetapkan uang jaminan sebesar USD3 juta atau sekira Rp29,1 miliar (Rp9.700 per USD). Penyelidik memastikan bahwa Routh adalah mantan anggota Marinir yang tengah dibantu oleh Kyle. Routh diketahui menderita sindrom stres trauma pascaperang. Kyle memang dikenal kerap membantu lembaga kemanusiaan yang menyediakan alat kesehatan bagi para veteran yang terluka secara emosional dan fisik. Namun menurut Direktur Lembaga FITCO Travis Cox menambahkan, baik Kyle dan Routh tidak pernah bertemu secara langsung. Sementara pihak berwenang mengidentifikasi korban tewas lainnya sebagai Chad Littlefield. Korban diketahui sebagai tetangga dan teman dari Kyle.(faj)