SLEMAN - Hari Lebaran identik dengan penampilan baru, seperti memotong rambut. Bagi yang berkantong tebal, salon menjadi pilihan untuk merapikan rambut yang dimilikinya.
Namun, berbeda bagi kalangan tertentu yang memilih untuk memangkas rambut di tukang cukur. Selain tarif lebih murah, jasa tukang cukur tak kalah jika dibanding salon yang ongkos potong rambut lebih tinggi.
"Sebenarnya sama saja di salon atau tukang cukur, kalau potong rambut. Tukang cukur juga bisa melayani potong rambut model apapun. Tak kalah dengan salon yang peralatannya lebih komplit," ujar Syafuddin, warga Prambanan, Sleman, Selasa (14/7/2015).
Alasan ekonomis menjadi pilihan bapak dua anak itu untuk melakukan potong rambut di tukang cukur tak jauh dari tempat tinggalnya. Apalagi, potong rambut rutin dilakukan jika melihat rambut yang dimiliknya sudah tumbuh memanjang dengan sendirinya.
"Lebih irit saja, dewasa Rp 7 ribu, anak-anak Rp 6 ribu. Tiga kepala, saya dan anak-anak kan cuma Rp19 ribu. Beda dengan salon, misal satu kepala Rp 10 ribu saja, kalau tiga kan Rp 30 ribu," katanya menjelaskan.
Apalagi, kata pria yang akrab disapa Udin itu menyampaikan, saat ini mendekati Hari Raya Idul Fitri, dimana orang akan saling bertemu untuk saling maaf memaafkan satu sama lain. Sangat tidak pas jika bertemu banyak orang, baik itu saudara, tetangga, atau teman dengan kondisi rambut yang kurang rapi.
"Mau Lebaran ya sebaiknya penampilan rapi, tak hanya baju baru saja, termasuk rambut, alangkah baiknya kalau rambut tertata rapi," ujar karyawan pabrik ini.
Tak ayal, jasa tukang cukur laris manis menjelang perayaan Lebaran tahun ini. Fenomena itu cukup wajar mengingat jasa mereka merapikan rambut membuat penampilan seseorang terlihat rapi dengan potongan rambut model baru.
"Minggu pertama awal puasa kemarin masih agak sepi, ada beberapa yang potong rambut. Tapi, sekarang mendekati Lebaran ini sudah lumayan, dari tadi pagi puluhan kepala yang potong rambut disini," kata Sodik, tukang cukur di Prambanan, Sleman.
Waktu potong rambut pun tak sampai 10 menit untuk satu kepala. Alunan suara radio mengiringi keheningan suasana ditengah proses potong rambut berlangsung. Antrian cukup melihat kehadiran calon penguna jasa tukang cukur datang.
Meski tak menyediakan nomor urut, namun kehadiran calon pengguna jasa tukang cukup sadar dengan budaya antrian. Begitu juga pada tukang cukur yang mempersilahkan lebih dulu dikerjakan pada orang yang datang lebih awal.
Source