Virus Corona Pukul Potensi Pembiayaan Pariwisata Rp4,5 T
22 Februari 2020, 09:00:05 Dilihat: 269x
Jakarta -- Dampak virus corona tidak hanya memukul sektor pariwisata Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut virus corona juga memukul pembiayaan sektor pariwisata yang tahun ini ditargetkan mengalir sebesar Rp4,5 triliun.
Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Pembiayaan I OJK Indra menyebut diskusi internal akan nasib keberlanjutan program pembiayaan di sektor pariwisata masih dilakukan.
"Dengan isu virus corona, pariwisata pasti akan terkena dampaknya cukup signifikan dan kemarin di internal sedang dilakukan diskusi untuk kelanjutan program pembiayaan pariwisata," ucapnya pada Kamis, (20/2).
Ia menilai wabah virus corona yang tidak kunjung selesai memaksa pihaknya untuk mengkaji kerja sama keberlanjutan dengan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Kementerian Pariwisata, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di daerah-daerah pembangunan pariwisata.
Padahal, Indra melanjutkan, pariwisata memiliki potensi besar untuk menggerakkan industri turunannya, seperti perhotelan dan transportasi, yaitu penerbangan.
Untuk diketahui, 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang menjadi fokus pemerintah hingga 2024 mendatang, yakni Danau Toba, Borobudur dan sekitarnya, Lombok/Mandalika, Labuan Bajo, Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, dan Morotai.
Selain pariwisata, sektor prioritas yang menjadi peluang bagi industri pembiayaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) hingga 2024, yaitu sektor agribisnis, sektor digital, sektor maritim dan perikanan, dan sektor ekonomi kreatif.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama menaksir kerugian si sektor pariwisata akibat wabah Virus Corona sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp54,6 triliun (asumsi kurs Rp13.650 per dolar AS) dalam setahun.
Jika dirinci, sekitar US$2,8 miliar atau sekitar Rp38,2 triliun berasal dari hilangnya pemasukan devisa wisatawan dari China. Ia mengatakan rata-rata kunjungan turis Negeri Tirai Bambu mencapai 2 juta kunjungan per tahunnya.
"Ini bicara kerugian potensi satu tahun ya. Kami kan tidak tahu kapan (wabah virus corona) ini kelar, mudah-mudahan ini cepat," ujar Wishnutama di kantor Kementerian PUPR.
Sumber : cnnindonesia.com