Perusahaan Oman Cari Mitra Bangun Proyek Kilang Rp210 T
19 April 2019, 09:00:04 Dilihat: 333x
Jakarta -- Perusahaan asal Oman Overseas Oil & Gas (OOG) tengah mencari mitra untuk proyek kilang pengolahan baru (grass root refinery/GRR) di Bontang, Kalimantan Timur. Nilai total proyek diperkirakan mencapai US$15 miliar atau setara Rp210 triliun.
Sebelumnya, OOG telah menandatangani kesepakatan kerangka kerja sama strategis dengan PT Pertamina (Persero) untuk proyek tersebut pada akhir tahun lalu. Dalam kesepakatan tersebut, OOG memegang porsi patungan saham 90 persen dan Pertamina 10 persen.
Chairman OOG Khalfan Al Riyami mengungkapkan mitra diperlukan mengingat besarnya kebutuhan pembiayaan proyek. Al Riyami memperkirakan total nilai proyek mencapai US$15 miliar. Mitra bisa membantu permodalan maupun pengerjaan proyek.
"Proyek ini besar sekali. Jadi tidak bisa sendirian, harus ada mitra," ujar Chairman OOG Khalfan Al Riyami saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Senin (15/4).
Perusahaan membuka kesempatan bagi perusahaan lokal maupun asing jika ingin menjadi mitranya bersama Pertamina. Bagi perusahaan, Indonesia memiliki potensi besar dari sisi populasi, konsumsi, dan pertumbuhan ekonomi.
Rencananya, proyek GRR Bontang akan dibangun di lahan seluas 700 hinga 1.000 ha. Proyek ini terdiri dari kilang minyak dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari (bph) dan pabrik petrokimia berkapasitas 450 ribu ton per tahun.
Dalam lima bulan ke depan, perusahaan menargetkan bisa merampungkan studi kelayakan pendanaan (bankable feasibility study) proyek GRR Bontang. Perusahaan menargetkan GRR Bontang bisa beroperasi sepenuhnya pada 2025 - 2026.
Saat ini, lanjut Al Riyami, OOG telah menandatangani nota kesepahaman dengan dua mitra lokal untuk membangun fasilitas penunjang (EPC OSBL) proyek GRR Bontang yaitu PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) dan PT Meta Epsi.
Meta Epsi bergerak di bidang teknis, pengadaan dan konstruksi. Sementara, MINA bergerak dalam bidang pengembangan properti dan hotel.
"Kami menunjukkan intensi baik di Indonesia. Kami memilih mereka sebelum perusahaan di luar Indonesia," ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com