Menkeu Agus Martowardojo. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Polemik pencalonan Agus Martowardojo sebagai gubernur Bank Indonesia (BI) menggantikan Darmin Nasution berlanjut. Sejumlah kalangan masih menolak karena alasan kapabilitas dan adanya kepentingan yang dipaksakan dari pencalonan tersebut.
Ekonom Faisal Basri menilai, pencalonan Agus sebagai Gubernur BI kurang tepat. Menurutnya, Agus belum memiliki kapabilitas untuk memimpin BI lantaran pengetahuannya mengenai kebijakan moneter masih kurang. Pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia perbankan kata Faisal tidak aplikatif untuk dipakai di BI.
"BI itu bukan agregasi dari bank-bank yang ada. Jadi, BI itu bukan Bank Mandiri, BNI, BRI yang digabung. Bank Sentral itu punya logika yang berbeda butuh kemampuan yang berbeda," kata Faisal, Senin (4/3/2013).
Senada dengan Faisal, pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetyantono juga menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono keliru mencalonkan AM sebagai Gubernur BI. Kendati sekarang bertindak sebagai Menteri Keuangan, AM kata Tony tak memiliki latar belakang ekonomi makro
"SBY itu maksa banget mencalonkan AM secara tunggal. Pengalaman AM lebih cocok pimpin OJK," ujarnya.
Sebelum resmi menjadi Gubernur BI, Agus pun harus melewati ujian dulu dalam fit and proper test yang akan dilakukan DPR. Sebagian anggota DPR RI juga sudah mengancam akan mempertanyakan kasus-kasus yang pernah mengganjal Agus pada fit and proper test yang sama sebelumnya di 2008 silam dan juga kasus yang hangat sekarang, seperti kasus Hambalang. (Arief Sinaga /Sindoradio/wdi)