Belum ada tanda-tanda kegembiraan di pasar saham Asia. Investor yang masih takut akan efek fiscal cliff dan belum jelasnya bailout (dana talangan) Yunani membuat mendung masih menggelayut di pasar saham Asia.
Pada perdagangan saham Selasa pagi (13/11/2012) indeks Kospi Korea turun 3,3 poin (0,17%) menjadi 1,897,57, Hang Seng Hong Kong turun 111,03 poin (0,52%) menjadi 21.319,27, Shanghai turun 10,39 poin (0,5%) menjadi 2.068,88, Nikkei naik 13,41 poin (0,15%) menjadi 8.689,85. Sedangkan bursa saham Singapura dan Malaysia hari ini ibur.
Perdagangan saham di Asia masih dalam kondisi di bawah tekanan karena kekhawatiran investor akan kebuntuan kebijakan fiskal AS. Selain itu ada ketidakpastian atas krisis utang di zona euro terutama di Yunani.
"Investor masih akan menunggu dan melihat kebijakan yang akan diambil dalam menangani fiscal cliff ," kata Chun Jong-kyu, analis di Samsung Securities seperti dilansir dari Reuters, Selasa (13/11/2012).
Fiscal cliff adalah sebutan untuk masa berakhirnya UU pembebasan pajak dan pengaturan pengeluaran belanja negara yang dibuat pemerintahan George W. Bush dan berakhir masa periodenya pada 31 Desember 2012. UU yang dibuat saat itu berupa pemotongan pajak baik untuk gaji karyawan atau perusahaan.
Dengan habisnya masa pemotongan pajak, itu berarti akan ada tambahan pajak yang harus dicapai pemerintah senilai 600-700 miliar dolar AS yang artinya akan ada kenaikan pajak di beberapa sektor.
Masalah kedua dari fiscal cliff adalah pemerintah AS harus memotong anggaran belanja hingga 100 miliar dolar untuk menekan defisit utang. Tapi efek pemotongan belanja negara ini dinilai akan membuat ekonomi lesu.
Sumber : liputan6.com