NEW YORK - Harga minyak turun tajam karena data ekonomi China dan Eropa mengecewakan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi akan menekan permintaan minyak mentah, dan membawa dolar Amerika Serikat (AS) menguat.
Padahal, Energy Information Administration (EIA) AS, melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 482 ribu barel pekan lalu. Para analis memperkirakan stock minyak mentah akan mencapai 1,5 juta barel.
"Ekonomi global memberikan tekanan yang dalam, bahkan dengan data EIA yang mentakan persediaan minyak mentah sedang turun," kata analis Price Futures Group, Dan Flynn, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (4/10/2012).
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun USD3,40 dan menetap di USD108,17 per barel. Setelah sempat merosot ke USD107,67 per barel, harga terendah sejak 20 September.
Sedangkan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman November merosot USD3,75 dan menetap di USD88,14 per barel. WTI bahkan turun menjadi USD87,70 per barel pascaperdagangan, dan menjadi angka terendah sejak harga jatuh ke USD87,23 per barel pada 3 Agustus.
Jumlah volume perdagangan minyak mentah tetap tinggi, dengan Brent mencatat 17 persen di atas rata-rata 30 hari perdagangan, dan WTI naik 22 persen, dari rata-rata 30 hari perdagangan.
Laporan EIA mencatat stok bensin WTI naik tipis 114 ribu barel. Sedangkan persediaan minyak sulingan turun 3,69 juta barel, jauh lebih dari yang diharapkan. Stok bensin diperkirakan akan turun 600 ribu barel, sedangkan persediaan distilat keseluruhan diperkirakan akan turun 400 ribu barel.
Sumber: economy.okezone.com