Rizkie Fauzian - Okezone
Senin, 1 Oktober 2012 07:27 wib
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
JAKARTA - Pengumuman data inflasi bulan September 2012 yang akan diumumkan BPS tentu menjadi pemicu pergerakan indeks. Jika defisit perdagangan membesar maka indeks berpotensi terkena tekanan jual.
Menurut Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, inflasi September akan berkisar 0,35 persen-0,5 persen sehingga inflasi tahun kalender Januari-September akan berkisar 3,78 persen-3,98 persen dan ekspor Indonesia bulan Agustus diperkirakan sekitar USD16,10 miliar-USD16,30 miliar.
"Namun, jika lebih tinggi dari perkiraan serta data ekspor Indonesia Agustus lebih kecil dari perkiraan ditengah apakah defisit perdagangan semakin membesar ditambah kejatuhan Wall Street Jumat, maka IHSG berpotensi terkena tekanan jual pada hari ini," jelasnya di Jakarta, Senin (1/10/2012).
Edwin menambahkan, Senin ini investor juga mencermati data sektor manufacturing ketika ISM mengeluarkan report-nya. "Bagaimana pertumbuhan manufacuring di bulan September di mana aktifitas manufacturing telah terkontraksi tiga bulan terakhir," tambahnya.
Selain data manufacturing, Pasar Tenaga Kerja Amerika Serikat yang berlanjut melemah adalah faktor utama the Fed meluncurkan paket stimulus QE3.
"Minggu ini menjadi salah fokus pelaku pasar. Data mengenai pertumbuhan tenaga kerja sektor swasta dari ADP dan data Klaim Tunjangan Pengangguran akan memberikan gambaran apa yang sebenarnya terjadi yang akan dirilis Rabu dan Kamis. Data-data tersebut akan berujung kepada data penting soal pekerjaan yang akan dirilis Jumat mengenai Non Farm Payrolls serta Unemployment Rate," jelas dia. (wdi)