Yuni Astutik - Okezone
Selasa, 17 Juli 2012 07:10 wib
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi bisa bergerak menguat di tengah perkiraan data pertumbuhan perekonomian Indonesia yang akan diumumkan akhir Juli nanti.
Analis valuta asing, Rully Nova menyebut, pelaku pasar saat ini optimistis dengan hasil yang positif untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia. Meskipun imbas untuk rupiah masih berat untuk menguat terlalu jauh.
"Kalau dilihat dari sentimen positif belum bayak yang beredar sentimen positif di pasar. Rupiah ke depan masih sangat berat," katanya saat dihubungi Okezone di Jakarta, Selasa (17/7/2012).
Meskipun pada penutupan perdagangan kemarin rupiah bergerak cenderung flat, namun dia memperkirakan masih ada harapan rupiah untuk menguat berada di level Rp9.440-9.460 per USD. "Jika melihat pergerakan kurs walaupun sentimen positif minim, rupiah masih bisa bertahan di bawah Rp9.500 per USD. Berarti ada optimisme ekonomi Indonesia masih bisa membaik," terangnya.
Rully menyebut, masih banyak tantangan yang akan dihadapi rupiah ke depannya. Namun Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral akan terus stand by di pasar mempertahankan ruiah agar tidak tembus ke level Rp9.500 per USD. "BI lebih banyak intervensi untuk menjaga level rupiah yang aman. Dan tekanan rupiah ke depan tetap tinggi terkait dengan krisis utang Eropa belum lagi melambatnya ekonomi China," akunya.
Pekan ini, investor menunggu data ekonomi Indonesia yang akan rilis pada di akhir Juli. Kemudian memasuki bulan Ramadan, lanjutnya, akan diikuti oleh tingkat pengeluaran masyarakat yang tinggi sehingga terpeliharanya rupiah. "Dengan meningkatnya pengeluaran domestik bisa menjadi stimulus, kemungkinan pelaku pasar melihat seperti itu ada pendorong dengan meningkatnya domestik oleh konsumsi di awal puasa. Sehingga rupiah terjaga dan berada di level Rp9.400 per USD," tandasnya. (wdi)