Rover China Temukan Tanda Air di Mars Sebelum 'Mati Suri'
02 Mei 2023, 08:41:26 Dilihat: 163x
Jakarta, Universitas Narotama -- Wahana penjelajah (rover) milik China, Zhurong menemukan area di Planet Mars yang berpotensi mengandung air. Area tersebut ditemukan di sebuah bukit berpasir.
Menurut laporan South China Morning Post, berita tersebut datang setelah para kepala misi ini mengakui, Zhurong belum kembali beroperasi setelah masuk ke mode hibernasi untuk musim dingin Mars hampir satu tahun lalu.
Ada kemungkinan, panel surya pada rover tersebut ditutupi debu sehingga menghentikan sumber tenaganya. Alhasil, rover tidak bisa beroperasi kembali.
Namun sebelum 'mati suri' lagi, Zhurong berhasil menemukan bukit berpasir kaya garam dengan banyak celah dan kerak. Menurut para pakar, bukit itu mungkin bercampur dengan embun beku atau salju pagi yang mencair beberapa ratus ribu tahun yang lalu.
Mereka memperkirakan rentang tanggal kerak dan fitur-fitur lain di bukit itu terbentuk di Utopia Planitia yakni 1,4 juta hingga 400 ribu tahun lalu. Utopia Planitia sendiri merupakan wilayah yang luas di belahan utara Mars.
Kondisi pada periode tersebut mirip dengan yang ada saat ini di Mars, dengan sungai dan danau yang mengering dan tidak lagi mengalir seperti miliaran tahun yang lalu.
Studi terhadap struktur dan susunan kimiawi yang membentuk bukit tersebut dapat menyediakan pandangan ke "kemungkinan adanya aktivitas air" saat periode tersebut.
"Kami kira itu bisa dalam jumlah yang kecil, tidak lebih dari satu lapisan air di permukaannya," kata salah satu penulis studi, Qin Xiaoguang dari Institute of Geology and Geophysics.
Rover Zhurong sebetulnya tidak mendeteksi air secara langsung dalam bentuk beku atau embun. Namun Qin mengatakan, hal itu diperoleh dari simulasi komputer dan observasi oleh pesawat lain di Mars, yang mengindikasikan bahkan di waktu tertentu pada tahun ini, ada kondisi yang memunginkan air untuk muncul.
Para pakar telah mempublikasikan hasil studinya di Science Advances. Menurut mereka, kantung-kantung kecil air dari es atau salju yang mencair, bercampur dengan garam, kemungkinan besar telah menghasilkan retakan kecil, permukaan berkerak yang keras, partikel lepas dan fitur gundukan lainnya seperti cekungan dan pegunungan.
Mereka mengesampingkan angin sebagai penyebab, serta embun beku yang terbuat dari karbon dioksida, yang membentuk sebagian besar atmosfer Mars.
Keberadaan es di Mars telah diamati sejak misi Viking NASA tahun 1970-an. Namun es tersebut diperkirakan terjadi di lokasi tertentu dalam kondisi tertentu pula
Rover Zhurong sendiri dianggap telah memberikan "bukti bahwa mungkin ada distribusi yang lebih luas dari proses ini di Mars daripada yang diidentifikasi sebelumnya," kata pakar Geologi Mars, Mary Bourke dari Trinity College Dublin.
Betapapun kecilnya ceruk berair ini, penting untuk mengidentifikasi lingkungan yang layak huni, tambahnya.