Bentuk Kebencian Myanmar Terhadap Muslim
29 Juli 2013, 10:20:46 Dilihat: 37x

Fajar Nugraha - Okezone
Etnis Rohingya yang menjadi korban kerusuhan di Rakhine (Foto: Reuters) Etnis Rohingya yang menjadi korban kerusuhan di Rakhine (Foto: Reuters)
YANGON - Myanmar disebut-sebut berkembang pesat dalam reformasi politik yang mereka lakukan. Tetapi pada kenyataannya, Myanmar dihadapkan pada isu besar, yakni pelanggaran HAM yang diderita oleh umat Muslim Myanmar yang menjadi minoritas.
Sangat positif melihat perubahan yang terjadi di Myanmar saat ini. Tetapi dunia seperti melupakan atau mengabaikan adanya sebuah kejahatan yang didasarkan atas agama.
Seperti yang terjadi di Aung Mingalar di Kota Sittwe. Lokasinya yang tidak terlalu luas, bisa dikelilingi hanya dalam waktu 10 menit. Tetapi tempat itu seperti sebuat kamp konsentrasi, karena prajurit Myanmar tidak mengizinkan setiap warga Muslim yang tinggal di lokasi itu, untuk keluar dari Aung Mingalar.
Apa yang menjadi kota ini terkunci dari luar? Jawabannya sangat mudah, tempat itu merupakan wilayah sebagian besar warga Muslim tinggal.
Satu tahun setelah konflik sektarian terjadi di Myanmar, mengubah Aung Mingalar seperti penjara bagi warga Muslim di Sittwe. Kondisi ini mengancam transisi Myanmar menjadi sebuah negara demokratis.
Seorang warga Muslim Aung Mingalar, Zaud Tuson mengatakan, Muslim tidak diterima di Myanmar saat ini. "Mudah sekali diutarakan, mereka ingin kami menghilang," ujar Tuson, seperti dikutip The News, Selasa (1/7/2013).
Kebencian memang ditunjukkan oleh pihak-pihak di Myanmar, bahkan oleh politisi ternama negara itu. Politisi Rakhine Nationalities Development Party U Shwe Maung kerap mengutarakan apa yang menjadi masalah bagi Muslim Myanmar termasuk etnis Rohingya. Menurut Maung, mereka terlalu banyak anak dan berpotensi menimbulkan masalah politik, termasuk memaksa untuk memperoleh kewarganegaraan.
"Kami tidak sudi hidup bersama mereka. Mereka ingin mengubah negara ini menjadi Muslim. Mereka menginginkan kekuasaannya," ujar Maung yang juga mantan seorang guru.
Sentimen anti-Muslim tidak hanya ditunjukkan oleh politisi, biksu di Myanmar juga menyuarakan kekhawatiran atas tumbuhnya ancaman terhadap mereka. Seorang biksu populer, Ashin Tayzaw Thar Ra mengatakan, Muslim bisa menghancurkan Myanmar dan menghancurkan generasi perempuan Myanmar.
Tetapi penjahat utama dalam konflik yang terjadi di Myanmar saat ini adalah Aung San Suu Kyi. Sangat mengherankan melihat sosok sekaliber Suu Kyi yang meraih Nobel Perdamaian, tidak berbuat apapun atas apa yang terjadi di negara saat ini.
Bahkan sosok Dalai Lama, jauh lebih bijaksana memandang masalah yang terjadi di Myanmar. Dalai Lama justru mengecam tindakan kekerasan yang dialami oleh Muslim Myanmar yang selama ini menjadi minoritas. (faj)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.