Fiddy Anggriawan - Okezone
JAKARTA - Kerusuhan silih berganti terjadi di daerah. Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI), Bagus Takwin mengatakan, stabilitas keamanan di daerah sangat rentan dimainkan oleh kelompok-kelompok tertentu hingga terjadi kerusuhan.
Bentrok di daerah, menurutnya, memang bisa dipicu berbagai hal. Seperti ketidakpuasan atas hasil pemilihan kepala daerah (pilkada), kekecewaan terhadap pelayanan pemerintah atau ada pemicu pendahulunya.
"Faktor situasi seperti ini, biasanya ada pihak lain yang memanasi kerap memicu konflik dan kerusuhan di masyarakat," kata Bagus kepada Okezone, Selasa (2/4/2013).
Bagus menambahkan, ada kelompok masyarakat yang sengaja memanfaatkan situasi keamanan di daerah untuk menjalankan agenda pribadi. "Biasanya memang ada kelompok yang sengaja memanfaatkan terjadinya kerusuhan untuk mendapatkan keuntungan, kalau ada kerusuhan seolah mereka memainkannya yang penting agenda mereka masuk," tegasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik AS. Hikam mengatakan, kerusuhan dampak dari Pilkada terjadi karena kemampuan penyelenggara Pemilu masih rendah. Hasil pilkada yang tidak adil dan memihak akan memancing amarah publik yang merasa tidak puas.
Kerusuhan buntut dari Pilkada, kata dia, tidak bisa dilihat hanya dari publik saja, tapi ada komponen yang sudah siap melakukan hal-hal itu.
"Pasti ada kelompok-kelompok lain yang sudah menyiapkan adanya kerusahan, karena mereka memiliki kepentingan tertentu," pungkas mantan Menteri Riset dan Teknologi itu.