IESR Ramal PLTS Atap Makin Diminati Tahun Depan
22 Desember 2019, 09:00:05 Dilihat: 346x

Jakarta -- Institute for Essential Services Reform (IESR) memprediksi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap akan meningkat signifikan pada 2020.
"Untuk 2020, tren yang positif itu untuk solar PV rooftop (panel surya), picking up nya mulai dari rumah tangga sampai industri," ujar Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa di SCBD, Jakarta, Selasa (17/12).
Dalam ranah pembangunan rumah saja, Fabby menyebut permintaan PLTS atap bisa mencapai lebih dari 655 Mega Watt (MW) pada tahun depan.
Angka tersebut juga akan semakin tinggi bila ditotal dengan bangunan industri dan komersial yang memiliki potensi penyerapan sebesar 12 hingga 15 Giga Watt (GW) yang diprediksi terjadi di 2020.
"Tahun depan itu perkiraan kasarnya untuk komersial dan industri itu bisa di atas 300 MW karena beberapa industri besar sudah punya rencana memasang 5 MW, 7 MW, hingga 10 MW. Di Jawa Tengah, beberapa industri besar sudah mengatakan mau pasang itu," ungkapnya.
Menurut Fabby, peningkatan permintaan tak lepas dari karakteristik PLTS Atap yang tergolong mudah untuk diaplikasikan dibandingkan dengan teknologi energi baru terbarukan (EBT) lain, dan lebih umum.
"Kalau kita lihat, dia itu punya karakteristik modular, teknologinya gampang diakses, dan bisa diaplikasikan dalam skala kecil, artinya ada potensi yang besar di rumah tangga, bangunan rumah, bangunan komersial, lalu juga industri," tuturnya.
Selain itu, Fabby menilai industri juga mulai melirik penggunaan teknologi panel surya dalam PLTS Atap. Terlebih, terdapat revisi Peraturan Menteri Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2019 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) yang juga mendukung penggunaan PLTS Atap.
Sebagai catatan, dalam beleid tersebut, konsumen PLN seperti pengusaha, ataupun masyarakat umum dapat dilayani dengan pemasangan PLTS Atap tersambung (on-grid) ataupun off grid yang tidak dikenai biaya kapasitas.
"Dengan revisi peraturan Menteri ESDM yang berkaitan dengan SLO (Sertifikat Laik Operasi) dan Capacity Charge (biaya kapasitas), kami melihat industri mulai bergairah untuk memasang, karena mulai masuk ke ekonomiannya. Jadi kita lihat untuk industri ini mereka mulai naik terus," jelasnya.
Ke depan, sambungnya, penggunaan PLTS Atap harus terus didukung oleh pemerintah demi mencapai target bauran energi baru terbarukan yang dicanangkan oemerintah akan mencapai 23 persen di 2025. IESR sendiri memperkirakan Indonesia membutuhkan investasi sebesar US$70 miliar hinga U$90 miliar.
"(PLTS) atap ini bisa menjadi salah satu program yang bila dikembangkan akan membantu pemerintah mencapai target tersebut, dan menambah daya saing di ranah energi terbarukan," ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.