Tak Perlu Panik Jual Saham Saat IHSG Lesu
04 Desember 2019, 09:00:30 Dilihat: 306x

Jakarta -- Pasar saham tengah diselimuti sentimen negatif baik dari sisi global maupun domestik. Imbasnya, kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak terelakkan.
Dalam sepekan saja, indeks turun 1,45 persen dari level 6.100 menjadi 6.011 pada perdagangan Jumat (29/11). IHSG bahkan menyentuh posisi 5.953 pada Kamis (28/11) yang menjadi titik terendah dalam enam bulan terakhir.
Analis Samuel Sekuritas Suria Dharma menjelaskan penurunan kinerja IHSG lebih dipengaruhi faktor domestik, yaitu sentimen buruk dari industri reksa dana. Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membubarkan (likuidasi) enam produk reksa dana yang dikelola PT Minna Padi Aset Manajemen (MPAM).
Keputusan pembubaran tertuang dalam surat OJK nomor S-1422.PM/21/2019 tertanggal 21 November 2019. Alasannya, Minna Padi menjanjikan tingkat pengembalian pasti (fixed return) atas produk tersebut.
Imbasnya, terjadi penjualan portofolio efek dalam daftar reksa dana yang dibubarkan oleh OJK sehingga menekan laju indeks. Sebelumnya, PT Narada Aset Manajemen juga mengalami transaksi gagal bayar atas pembelian beberapa efek saham senilai Rp177,78 miliar.
OJK pun memberikan sanksi suspensi terhadap penjualan produk reksa dananya.
"Akhirnya membuat saham-saham yang ada di reksa dana itu dijual dan diberi waktu selama 60 hari. Jadi orang berhati-hati, mau beli tapi ada yang jualan, itu menekan pasar," kata Suria kepada CNNIndonesia.com.
Hal tersebut diamini oleh Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang. Menurut dia, kekhawatiran pasar masih akan berlanjut lantaran diprediksi OJK masih akan melanjutkan penertiban produk reksa dana. Selain permasalahan dari industri reksa dana, ia bilang kinerja emiten sepanjang kuartal III 2019 tak begitu memuaskan, termasuk kinerja emiten-emiten pada jajaran LQ45. Akibatnya, pasar pun makin lesu.
"Dari situ sudah kelihatan dividen yang diterima investor nanti akan mengalami penurunan," ucapnya.
Pertimbangkan Fundamental
Kondisi itu membuat sebagian pelaku pasar kalang kabut hingga melakukan panik jual alias panic selling. Investor beramai-ramai melepas portofolio mereka karena khawatir kondisi pasar ke depan makin menekan harga saham.
Namun demikian, kedua analis tersebut menyarankan pelaku pasar tak buru-buru melepas kepemilikan portofolionya. Suria menyatakan investor harus melihat kembali valuasi saham yang dimiliki.
Jika valuasi saham masih murah, maka investor disarankan menahan kepemilikannya, meskipun sahamnya mengalami koreksi. Untuk diketahui, satu alat ukur yang biasa digunakan untuk melihat tinggi rendahnya valuasi saham adalah price earning ratio (PER).
Perhitungan PER didapat dari harga saham saat ini dibagi dengan keuntungan tahunan per saham atau Earning Per Share (EPS). Semakin tinggi PER, maka semakin mahal valuasi saham (overvalue).
Sebaliknya semakin rendah PER, maka semakin murah valuasi saham (undervalue). Sebagai perbandingan tinggi rendahnya PER, pelaku pasar bisa melihat PER industri.
"Jadi tergantung juga valuasinya bagaimana, tidak bisa dipukul rata harus melihat sahamnya apa," terang dia.
Senada, Edwin juga menyarankan investor membandingkan valuasi saham dengan kinerja fundamental perusahaan. Jika valuasi saham murah sementara kinerja fundamental perusahaan masih bagus, maka ada potensi kenaikan lanjutan.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.