BI Sebut Aksi Demo Mahasiswa dan Gejolak Global Tekan Rupiah
28 September 2019, 09:00:00 Dilihat: 1096x

Jakarta -- Bank Indonesia (BI) menyatakan sentimen terhadap aksi demo mahasiswa di dalam negeri dan gejolak global menekan nilai tukar rupiah selama beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya, pada perdagangan spot Rabu (25/9), rupiah berada di posisi Rp14.152 per dolar AS. Rupiah tercatat melemah 0,27 persen dibandingkan penutupan Selasa (24/9).
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan mata uang Garuda sempat menguat ke level di bawah Rp14.100 per dolar AS. Bahkan, sambung dia, dua pekan lalu, rupiah berada di level Rp13.900-an.
Akan tetapi, sentimen global dan domestik menimbulkan kegelisahan di pasar hingga menekan rupiah.
"Kami tahu juga ada concern domestik demo-demo yang kami lihat dua hari ini kok masih terus berlangsung, itu tentunya menimbulkan jittery (kegelisahan) juga di pasar finansial kita," katanya, Rabu (25/9).
Sebagaimana diketahui, selama tiga hari berturut-turut terjadi aksi demonstrasi yang dimotori oleh mahasiswa di beberapa kota di Indonesia. Mereka menuntut pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menunda rencana revisi beberapa Rancangan Undang-undang (RUU). Aksi unjuk rasa itu juga diwarnai kericuhan antara massa dan aparat keamanan.
Dari sisi global, sebagian besar anggota Dewan Perwakilan AS menyatakan mendukung proses penyelidikan untuk memakzulkan (impeach) Presiden Donald Trump. Trump diduga menyalahgunakan kewenangannya sebagai kepala negara untuk menghalangi bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dengan meminta Ukraina menyelidiki dugaan korupsi sang anak, Hunter Biden, yang diduga dibuat-buat.
Perang dagang AS-China, lanjutnya, juga tak kunjung menemukan titik temu. Rencana dua negara berunding pada Oktober mendatang masih dipenuhi ketidakpastian.
"Pernyataan Trump sendiri terkait perang dagang makin lama makin tidak jelas juga, sehingga kami melihat risiko ketidakpastian di global semakin tinggi," imbuhnya.
Karenanya, berbagai negara di dunia memilih untuk melakukan pelonggaran kebijakan (easing policy), baik dari sisi fiskal maupun moneter. Pelonggaran kebijakan itu bertujuan untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, Destry juga menegaskan kondisi fundamental perekonomian Indonesia masih terbilang cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,06 persen pada semester I 2019.
Kemudian, posisi cadangan devisa juga masih kuat yakni US$126 miliar pada Agustus 2019. Posisi ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yakni US$125,9 miliar. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Optimisme Destry juga dilandasi aliran modal asing yang masuk ke Indonesia. Secara tahunan (ytd), ia bilang aliran modal asing tercatat sebesar US$13,5 miliar setara Rp189 triliun. Hal itu menandakan investor asing masih melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi.
"Kami bisa memperkirakan likuiditas global itu masih akan ample (mencukupi). Nah, sebagai negara emerging market (negara berkembang) tentunya Indonesia menjadi salah satu tempat buat mereka masih menarik karena return (imbal hasil) kita juga masih menarik," tuturnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.