Ekspor RI ke kazakhstan dan Yunani Melonjak Drastis Februari
17 Maret 2019, 09:00:00 Dilihat: 273x

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia ke negara-negara nontradisional meningkat drastis secara bulanan pada Februari. Bahkan, 10 besar pertumbuhan ekspor tertinggi pada bulan lalu menyasar ke pasar-pasar nontradisional.
BPS mencatat, pertumbuhan ekspor bulanan terbesar pada bulan lalu ditujukan ke Malaysia, Hong Kong, Kazakhstan, Swiss, Yunani, Bangladesh, Tanzania, Vietnam, Norwegia, hingga Srilanka.
Pada Februari, Ekspor Indonesia bertumbuh paling besar ke Kazakhstan dengan pertumbuhan mencapai 149 kali lipat, dari hanya US$341.024 menjadi US$50,91 juta dalam kurun satu bulan saja. Adapun, pertumbuhan ekspor ke negara Asia Tengah itu berupa mesin dan peralatan listrik, dengan nilai US$50,07 juta.
Kemudian, pertumbuhan ekspor kedua dicatat oleh Yunani dengan nilai 114,78 persen, yakni dari US$12,09 miliar pada Januari menjadi US$25,98 miliar bulan lalu. Ekspor terbesar ke negara tersebut berupa lemak dan hewan nabati, kertas karton, dan alas kaki.
Tingginya pertumbuhan ekspor ke Yunani disusul oleh Tanzania. Ekspor Indonesia ke negara Afrika tersebut tumbuh 84,7 persen, dari mulai US$15,82 juta di Januari menjadi US$29,22 juta pada bulan lalu.
Meski mencatat pertumbuhan yang jumbo, namun Kepala BPS Suhariyanto menyebut nilai ekspor ke negara-negara tersebut masih sangat minim dibanding pasar ekspor tradisional seperti Jepang, China, hingga Amerika Serikat.
Data BPS menunjukkan ekspor China pada Februari tercatat US$1,53 miliar atau 13,38 persen terhadap total ekspor non-migas US$11,43 miliar. Kemudian, ekspor Indonesia paling besar kedua ditujukan ke AS dengan nilai US$1,27 miliar atau 11,12 persen dai total ekspor non-migas.
Meski porsinya cukup besar, namun pertumbuhan ekspor ke pasar tradisional ini melemah secara bulanan. Tercatat, ekspor bulanan ke China pada Februari melemah 18,07 persen, sementara ke AS juga melemah 15,79 persen.
"Tapi, komposisinya tidak banyak berubah. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih tergantung dengan China, AS, dan Jepang," jelas Suhariyanto, jumat (15/3).
Dengan data ini, ia menyebut sebetulnya Indonesia sudah berupaya untuk merangsek masuk pasar non-tradisional.
Menurut dia, hal itu memang upaya yang harus dilakukan mengingat beberapa negara mitra ekspor utama Indonesia meramal pelemahan ekonomi di tahun ini. Sebab, semakin rendah pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka kemampuan impornya akan berkurang.
Ia mencontohkan China yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 6,5 persen ke kisaran 6 persen hingga 6,5 persen. Begitu pun dengan Amerika Serikat yang pertumbuhan ekonominya diproyeksi 2,1 persen atau melemah dibanding tahun lalu 2,9 persen.
Pembukaan ekspor tradisional juga penting untuk mendongkrak nilai ekspor Februari yang melemah 7,76 persen secara bulanan dibanding Januari. Ini juga agar menyelamatkan Indonesia dari potensi defisit neraca perdagangan.
"Tentu masih ada pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia untuk bisa diversifikasi ekspor ke pasar non-tradisional," papar dia.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.