Menperin Tingkatkan Pertumbuhan Industri Melalui Vokasional Training
05 April 2017, 09:00:19 Dilihat: 290x
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mempercepat pemerataan dan kesejahteraan di Indonesia, pertumbuhan industri berperan strategis untuk mendukung realisasi tersebut. Aktivitas Industri dinilai selalu membawa efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi nasional seperti melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah, dan penerimaan devisa.
Selain menyiapkan skema integrasi industri dari hulu sampai ke hilir, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan ada enam kebijakan prioritas industri nasional yang akan dilaksanakan pada tahun 2017. Salah satunya ialah penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui vokasi industri.
“Kami menargetkan penciptaan satu juta SDM tersertifikasi kompetensi pada 2019 lewat program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri, ” tuturnya.
Airlangga menyebutkan, setelah sukses dilaksanakan di wilayah Jawa Timur pada akhir bulan januari lalu, selanjutnya Kemenperin akan meluncurkan kembali program pendidikan vokasi industri ini untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Ditargetkan, tahap kedua ini akan dilakukan kerja sama antara 368 SMK dengan 108 industri. Secara bertahap nanti juga dilakukan di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Sumatera Utara pada tahun ini,” imbuhnya.
Program vokasi industri ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0 yang mana semua industri nantinya akan tehubung dengan internet.
Menteri Airlangga berharap, dengan adanya program ini ke depan akan memperbaiki keterampilan kerja masyarakat Indonesia, sehingga memiliki daya saing lebih dan tidak gagap dunia teknologi.
Sementara itu, Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA), Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan vokasional training dalam vokasi industri sangat penting untuk meningkatkan kemampuan SDM masyarakat sejak dari lulusan SMK agar siap bekerja di sektor industri.
“Karena melalui vokasional training ini ada perubahan mendasar terkait kurikulum yang semula dititik beratkan di kelas, sekarang diubah dengan praktek industri yang lebih mendalam. Pola ini juga mengubah pendekatan SMK yang broadbase spectrum menjadi pendidikan berbasis spesialisasi," kata Sigit, (03/04/2017)
Sigit menambahkan, langkah IKTA untuk mendukung program yang diusung oleh Menperin ini juga dengan mengikutsertakan industri yang tercakup di IKTA agar turut bekerja sama dengan SMK-SMK yang menjadi target pendidikan vokasi.
“Beberapa industri yang tercakup di Direktorat IKTA kami ikut sertakan untuk bekerja sama dengan SMK-SMK yang mau ditraining untuk vokasi industri," tambahnya.
Sejauh ini, IKTA selalu mendorong standar kompetensi untuk masing masing jenis pekerjaan, sehingga setiap pekerja mempunyai keahlian khusus di bidang yang sudah ditekuni. Standart kompetensi ini juga berlaku secara nasional, bahkan untuk jenis pekerjaan tertentu, standar kompetensi ini dapat diberlakukan untuk skala internasional.