Demokrat: Kebijakan Jokowi Tak Rangsang Pertumbuhan Ekonomi
29 Agustus 2015, 09:05:21 Dilihat: 456x

VIVA.co.id - Partai Demokrat menilai kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo masih tidak mampu memberi rangsangan terjadinya pertumbuhan, apalagi di tengah-tengah situasi ekonomi yang terus memburuk. Sekretaris Fraksi Demokrat di DPR, Didik Mukrianto mengatakan, harus dilihat situasi objektif yang dihadapi pemerintah saat ini.
Bahwa sekarang, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi. Sementara di sisi lain, sektor riil tertekan dan gelombang pemutusan hubungan kerja yang kian mengancam.
"Harga-harga meningkat, rupiah terus melemah, pelaku bisnis menghadapi kecemasan, pengusaha mulai menahan investasi, dan masyarakat sudah mulai tidak puas," papar Didik memberi penjelasan situasi ekonomi saat ini, melalui pesan singkatnya, Jumat 28 Agustus 2015.
Sementara, situasi ekonomi dunia juga berkontribusi pada melemahnya ekonomi Indonesia. Dia menyebut seperti perlambatan ekonomi Tiongkok dan negara Asia lainnya. Selain itu, kebijakan moneter FED, turut mempengaruhi.
Termasuk, lanjut dia, rendahnya nilai minyak dunia yang terus menurun memukul harga energi dalam negeri.
"Di lain sisi kami melihat kebijakan pemerintah saat ini juga tidak menstimulasi pertumbuhan," kata Ketua DPP Demokrat ini.
Dia mencontohkan kebijakan yang tidak menstimulasi pertumbuhan seperti pencabutan subsidi yang berlebihan.
Menurutnya, ini bisa dipastikan akan mendorong harga-harga semakin melambung. "Yang berimplikasi kepada menurunnya daya beli masyarakat," lanjutnya.
Kebijakan lainnya adalah penerapan pajak yang represif. Akibatnya, lanjut Didik, harga-harga yang semakin naik dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pelaku usaha. "Serapan APBN yang relatif kecil di semester I Tahun 2015 ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan," katanya.
Apalagi, lanjut Didik, kebijakan alokasi anggaran untuk infrastruktur yang tidak berimbang. Sebab, akan menambah laju pertumbuhan ekonomi riil yang melambat karena infrastruktur berbasis proyek jangka panjang.
"Perlu juga didorong untuk jangka pendek dan menengahnya," jelasnya.
Menurut Didik, pemerintah harus melakukan stabilisasi harga. Juga menstimulasi pertumbuhan.
"Pencegahan PHK, kebijakan pajak yang tepat dan pemberian insentif kepada perusahaan khususnya yang hampir kolaps. Jangan terjadi rush pembelian dolar," jelasnya.
Selain itu, lanjut Didik, pemerintah juga harus hentikan janji-janji yang membuat pasar tidak nyaman. "Dan yang terakhir pastikan Presiden dan pemerintah punya solusi dan kebijakan yang tepat serta tahu prioritas," lanjut Didik. (ren)
Sumber
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.