Menteri Kabinet Jokowi Tidak Kompak
16 Desember 2014, 09:00:00 Dilihat: 113x

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini bakal sulit mewujudkan janji-janji kampanyenya pada Pilpres lalu. Pasalnya, sejak awal sudah terlihat jelas ada persoalan besar yang menghambat kerja-kerja kabinet Jokowi-JK.
Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman mengungkapkan, hambatan besar tersebut bukan datang dari luar pemerintahan, namun justru dari dalam pemerintahan sendiri berupa ketidakkompakan atau lemahnya koordinasi internal kabinet.
"Secara terbuka menteri-menteri kabinet Jokowi mengeluarkan pernyataan dan sikap yang berbeda-beda atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah. Kita bisa melihat indikasi ketidakkompakan tersebut dalam beberapa momen," kata dia dalam siaran pers kepada Okezone di Jakarta, Minggu (14/12/2014) malam.
Ketidakkompakan tersebut kata dia terlihat dari beberapa kasus. Pertama, yakni pada saat peluncuran program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) beberapa hari setelah pelantikan kabinet.
Seorang menteri kata dia, dengan gamblang menyatakan dana kartu tersebut diambil dari CSR BUMN, sementara menteri lainnya menyatakan dana tersebut diambil dari APBN.
"Meskipun akhirnya diluruskan namun perbedaan penjelasan tersebut telah membuat publik bingung. Bagaimana mungkin pejabat sekelas menteri tidak tahu asal dana sebuah program pemerintah," kritiknya.
Kemudian yang kedua, lanjut dia, yaitu soal kebijakan penenggelaman kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Presiden Jokowi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti begitu semangat dengan ide penenggelaman, namun Jaksa Agung HM Prasetyo secara terang-terangan menyatakan ketidaksepakatannya atas penenggelaman tersebut.
"Penenggelaman kapal ikan asing adalah sebuah bentuk aktivitas penegakan hukum yang harus dilaksanakan dengan penuh keyakinan dan didukung seluruh elemen bangsa terutama unsur pemerintahan," terangnya.
Habiburokhman menambahkan, jika benar-benar dilaksanakan dengan serius aksi tersebut, maka akan menegakkan wibawa pemerintah di mata dunia internasional. Namun, sebaliknya bisa ditertawakan bangsa lain bila dalam hal penegakan hukum saja pejabat negara tidak satu suara.
"Sedangkan yang paling mutakhir adalah soal penghapusan lembaga-lembaga nonstruktural dengan alasan efisiensi. Di saat Presiden Jokowi membubarkan lembaga-lembaga nonstruktural tersebut, Menteri Hukum dan HAM justru membentuk tim khusus untuk menganalisa kasus kisruh kepengurusan DPP Partai Golkar," bebernya.
Menurutnya, kerja tim khusus tersebut mirip dengan lembaga nonstruktural karena mengerjakan hal-hal yang menjadi wewenang kementerian. Alangkah lebih baik kata dia, jika menteri tersebut berdayakan staf yang ada di kementerian karena memang itu tugas mereka.
"Fenomena ketidakkompakan anggota kabinet Jokowi ini merupakan hal baru bagi kita. Di era presiden-presiden sebelumnya hal seperti ini tidak pernah terjadi. Ketidakkompakan tersebut pastinya akan membawa dampak negatif bagi negara. Roda pemerintahan akan sulit berjalan dengan baik jika para menteri justru saling bantah satu sama lain," tutupnya.
(put)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.