Politik Luar Negeri Bebas Aktif Kini Semakin Rumit
27 April 2013, 09:28:06 Dilihat: 254x
Aulia Akbar - Okezone
Menlu Marty Natalegawa di PBB (Foto: Reuters)
JAKARTA - Akademisi Universitas South Carolina Profesor Donald E. Weatherbee menilai, politik luar negeri bebas aktif yang diusung Indonesia kini semakin rumit. Hal itu ditunjukan dengan banyaknya kekuatan di dunia.
"Politik luar negeri bebas aktif (mendayung di antara dua karang), ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak memihak blok manapun di Perang Dingin. Namun saat ini karang itu semakin banyak," ujar Weatherbee dalam diskusi Garuda in Flight, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (26/4/2013).
"Ada Amerika Serikat (AS), China, ada internasionalisme, religiusme, ada juga ASEAN, dan masalah-masalah perseteruan di dalamnya," imbuhnya.
Meski demikian, akademisi dari Negeri Paman Sam itu memberikan apresiasi terhadap prestasi Indonesia dalam hal promosi demokrasi. Keberhasilan Indonesia dapat disaksikan di berbagai organisasi internasional.
"Demokrasi bukanlah satu hal yang ada dalam politik luar negeri. Namun Indonesia selalu mengedepankan demokrasi dalam politik luar negerinya," papar Weatherbee.
Pakar Asia Tenggara itu menyinggung kinerja Indonesia dalam Bali Democracy Forum. Di forum itulah, Indonesia mendukung terciptanya demokrasi di negara manapun.
Hal itu jelas berbeda di saat Indonesia masih berada di bawah rezim Soeharto. Pada saat itu, Indonesia dinilai mementingkan aspek-aspek militer dalam pendekatan politik luar negerinya.
Namun saat ini, kebijakan luar negeri Indonesia telah dipengaruhi oleh sejumlah badan-badan non-pemerintah seperti halnya LSM,dan para pakar. Hal itu dinilai sebagai bentuk pengaplikasian demokrasi. (faj)
Berita Selengkapnya Klik di Sini