Kampanye, Ruhut Manfaatkan Pesta Nikah hingga Acara Kematian
23 April 2013, 10:51:37 Dilihat: 344x

Susi Fatimah - Okezone
Ruhut Sitompul (Foto: Runi S/Okezone) Ruhut Sitompul (Foto: Runi S/Okezone)
JAKARTA - Politikus senior Partai Demokrat Ruhut Sitompul, membantah jika ingin menjadi anggota dewan harus mengeluarkan uang hingga puluhan miliar rupiah.
Ruhut menceritakan ketika dirinya maju sebagai caleg di Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara di Pemilu 2009 lalu, hanya mengeluarkan Rp400 juta. "Aku kemarin caleg paling ringan enggak sampai Rp400 juta," ujar Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/2/2013).
Ruhut menjelaskan, alasan dirinya bisa minim mengeluarkan anggaran kampanye lantaran dia terbantu sebagai public figure yang sudah banyak dikenal masyarakat, sehingga tak perlu mengeluarkan biaya banyak, namun masyarakat sudah senang dan memilih dirinya.
"Dulu aku tinggal teriak ‘si Poltak Raja Minyak mau kampanye’, mereka pada datang sendiri," cerita Ruhut.
Selain itu, untuk meminimalisir pengeluarkan biaya kampanye, Ruhut rajin datang ke pernikahan warga di Dapilnya, begitu juga saat ada warga yang meninggal dunia. Dengan cara itu, dia bisa kampanye gratis.
"Aku lain dari yang lain. Aku rajin keliling ke tiap pesta kawinan, kematian. Kebetulan aku orang terkenal jadi mereka pada tahu. Saya calon DPR, ini dapil saya, ada yang duka saya bela sungkawa. Kegiatan sosial juga aku datangi, enggak banyak aku kasih (uang) ke mereka. Kalau datangi tokoh-tokoh malah kita jadi ATM mereka," katanya.
Selain itu, trik Ruhut lainnya agar minim mengeluarkan anggaran yaitu dengan mengajak caleg tingkat kabupaten/kota sesama partai untuk berkampanye bersama. "Kalau caleg DPRD banyak uang, aku sebut namanya dalam kampanye, aku juga bisa kampanye gratis, jadi saling take and give," ucap Ruhut.
Dalam kampanye caleg, lanjut Ruhut, biaya yang paling besar yaitu untuk pengerahan massa, anggaran itu lebih besar jika dibandingkan dengan biaya baliho atau spanduk.
"Sebagai caleg biaya mahal itu pengerahan massa dibanding baliho dan lain-lain. Apapun tidak bisa menghindari money politic. Mengerahkan massa emang mau kalau enggak dikasih uang? Satu kepala Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Kalau pemilih mau membuat kita tenang minimal kasih Rp50 ribu, coba kalian hitung berapa miliar itu," tuturnya.
Untuk posisi aman, sambung Ruhut, caleg harus memiliki suara sebanyak 50.000 di dapilnya. Angka tersebut dinilai Ruhut aman. Oleh karenanya, Ruhut tidak kaget melihat kawan-kawannya sesama caleg kelimpungan lantaran harus mengeluarkan uang banyak agar mendapatkan posisi aman.
"Jadi kawan-kawan aku rata-rata kaya gitu, makanya mereka keblinger saat itu, karena suara selamat kalau dipilih 50.000. Ada yang 20.000 tapi belum aman. Kalau mau enak duduk itu 50.000 suara. Bagi public figure, ulama, artis, tokoh, kalau di-manage dengan baik bisa meminimalisir uang kampanye," tuturnya.
Setelah biaya pengerahan massa, lanjut Ruhut, anggaran akan keluar banyak untuk spanduk dan baliho. Namun, untuk itu partainya memberikan bantuan kepada para calegnya.
"Paling mahal pengerahan massa, biaya kedua spanduk dan baliho, baru setelah itu transportasi dan akomodasi, dan tim sukses. Untuk Demokrat kaos, baliho dibantu partai," katanya. Menurut Ruhut, untuk menjadi caleg saat ini minimal memiliki anggaran Rp2 miliar hingga Rp3 miliar.
Apakah gaji di DPR bisa mengembalikan uang yang telah dikeluarkan ketika kampanye? Ruhut mengatakan gaji DPR tidak bisa menggantikan biaya kampanye. Pasalnya, tiap bulan gaji bersih sebagai anggota dewan hanya Rp30 juta. Setahun memperoleh Rp360 juta, dan lima tahun memperoleh Rp1,8 miliar.
"Rugi 200 juta kan? Kalau minimal biaya kampanye Rp2 miliar. Belum gaji dipotong untuk setoran ke partai, otomatis tiap bulan Rp5 juta, bayar staf, belum tiap hari ada yang minta sumbangan ini dan itu," kata Ruhut.
Oleh karenanya, Ruhut mengatakan bahwa menjadi anggota DPR adalah pengabdian, bukan untuk mencari keuntungan. "Kalau enggak gitu, kecewa nanti. Kalau lurus-lurus saja, ya enggak akan balik modal," tuturnya.
Ruhut khawatir dengan adanya caleg yang memilih berutang terlebih dahulu untuk biaya modal kampanye, hal itu yang membuat banyak anggota dewan terjerat hukum KPK karena terlibat kasus korupsi.
"Ya biasanya mereka cara balikin uang dengan jadi Banggar (Badan Anggaran). Last minute mereka (anggota DPR) sudah tahu cara cari uangnya bagaimana," tuturnya.
(lam)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.