Universitas Narotama Surabaya menyediakan tenaga ahli Teknologi Informasi (TI) yang dipersiapkan untuk membantu kalangan industri.
"Dunia bisnis sekarang menghadapi persaingan ketat dengan pemberlakuan ACFTA mulai bulan Januari 2010," kata Rektor H.R. Djoko Soemadijo ketika membuka seminar nasional TI bertajuk "Corporate Solution Throught IT" di Hotel Sangrila, Rabu (10/2).
Narasumber terdiri Prof Ir Riyanarto Sarno SE MSc PhD (penulis buku Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi) dan Dr. Eng. Wimma Pramasto, PhD (Presdir PT Gita Global Solution).
Menurut Djoko, kalangan industri atau dunia bisnis di Indonesia akan mengalami kekalahan bila tidak mampu mengorganisasikan perusahaan berbasis TI.
"Kalau dari segi sumberdaya manusia (SDM) Indonesia, saya kira kita tidak kalah pintar dari negara lain, tapi kita kalah dalam mengorganisasikan perusahaan, apalagi perusahaan berbasis TI," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Djoko, Narotama mencoba menggabungkan keahlian SDM yang dimiliki di bidang TI dan bidang manajemen untuk memenangkan persaingan di era pasar global. Narotama akan membantu kalangan industri melalui PT Gita Global Solution (GGS) yang menghimpun tenaga ahli di bidang TI dan manajemen. GGS akan menjalin hubungan mesra antara kalangan industri dan perguruan tinggi.
"Kami akan menawarkan dukungan konsultasi, pelatihan, dan bahkan aplikasi TI untuk produksi, distribusi, akutansi, pemasaran, atau bahkan membuat `link` antarbidang dalam sebuah perusahaan lewat TI," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Direktur PT GGS Ir Reswanda T. Ade MM menambahkan, PT GGS yang merupakan unit usaha Universitas Narotama akan membuat "link" TI di perusahaan dengan bahasa "Axapta."
"Kami menyadari belanja TI pada kalangan industri di Indonesia tidak sampai 10 persen, karena mereka melihat belanja TI itu mahal dan hasilnya juga bersifat jangka panjang, padahal tanpa TI, perusahaan kita akan kalah dalam persaingan di era pasar global," ujarnya.
Di Universitas Narotama, tambah Reswanda, antarbidang sudah menjalankan sistem TI, sehingga rektor mengetahui laporan kegiatan, neraca keuangan, dan perkembangan program secara online, sehingga lebih efisien.