Daftar Barang yang Terancam Jadi Mahal Jika Trump Kerek Tarif Impor
28 November 2024, 16:59:01 Dilihat: 9x
Jakarta -- Sejumlah harga barang di Amerika Serikat (AS) terancam melonjak jika Presiden terpilih Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap mitra dagang terbesarnya, yakni Kanada dan Meksiko.
Di hari pelantikannya nanti, yakni 20 Januari 2025, Trump berjanji bakal memberlakukan tarif baru sebesar 25 persen untuk barang yang diimpor dari kedua negara tersebut.
Barang-barang impor dari Meksiko dan Kanada selama ini hampir semuanya masuk melintasi perbatasan secara gratis karena Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) yang dinegosiasikan oleh Trump.
Berikut daftar barang konsumsi utama di AS yang terancam jadi mahal jika Trump memberlakukan rencana tambahan tarif impor:
1. BBM dan gas
Minyak mentah, yang disuling untuk menghasilkan bensin dan minyak pemanas, adalah salah satu impor utama AS dari Kanada.
Berdasarkan data dari Administrasi Informasi Energi AS, pada Juli impor ini mencapai rekor 4,5 juta barel per hari setelah perluasan pipa Trans Mountain Kanada. Perluasan itu telah membantu mengirimkan lebih banyak minyak untuk disuling ke sebagian besar wilayah Pantai Barat.
Tarif 25 persen yang bakal diberlakukan Trump idiyakini berdampak besar pada harga gas, dengan kenaikan dari 25 sen hingga 73 sen per galon. Hal ini akan berimbas langsung pada warga AS.
Meski Trump telah mengusulkan untuk meningkatkan pemberian izin minyak AS, hal itu membutuhkan waktu untuk dapat mulai beroperasi agar minyak produksi AS menggantikan minyak impor dari Kanada.
Di samping itu, belum tentu perusahaan energi AS mau memproduksi lebih banyak minyak secara signifikan, saat permintaan global sedang melambat dan keuntungan dari pengeboran yang ditingkatkan akan lebih sulit didapat.
2. Produksi pertanian
AS belakangan menjadi semakin bergantung pada Meksiko untuk produk pertanian. Hal ini imbas perubahan iklim yang membuat kondisi pertanian di beberapa bagian AS kurang menguntungkan.
Menurut data Departemen Perdagangan AS, pada 2022 negara tersebut mengimpor produksi pertanian senilai US$44,1 miliar atau setara Rp699,27 triliun (asumsi kurs Rp15.856 per dolar AS), yang merupakan seperlima dari seluruh produk pertanian AS.
Sebagai contoh, 90 persen alpukat yang dikonsumsi warga AS pada 2022 berasal dari impor. Dari alpukat yang diimpor ke AS, sebanyak 89 persen berasal dari Meksiko. Dengan kata lain, segala hidangan berbahan alpukat atau guac di AS bisa menjadi mahal jika tarif 25 persen dikenakan pada Meksiko.
3. Mobil
Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan AS, negara tersebut mengimpor kendaraan senilai US$44,76 miliar atau setara Rp709,98 triliun dari Meksiko pada 2023. Ini menjadikan AS negara importir nomor satu untuk mobil dari Meksiko.
Karena semakin banyak produsen mobil yang berusaha menghindari tarif yang dikenakan pada barang-barang China, banyak perusahaan yang memindahkan produksinya ke Meksiko. Ini menjadikan Negeri Sombrero itu pusat global untuk pabrik-pabrik mobil, termasuk General Motors, Ford, Stellantis, dan belasan merek lain.
Usai pengumuman kenaikan tarif impor dari Trump, saham-saham produsen mobil AS pun anjlok, dengan General Motors mengalami penurunan terbesar, yakni 9 persen.
Faktanya, hampir semua produsen mobil AS bergantung pada suku cadang dari Meksiko untuk membuat mobil atau truknya. Sebab, suku cadang tersebut bisa jauh lebih murah dibanding buatan AS.
Nah, pengenaan tarif 25 persen kemungkinan akan membuat kondisi itu berubah. Pasalnya, suku cadang mobil adalah barang yang paling banyak diimpor dari Meksiko pada 2023.
4. Minuman beralkohol
Sebagian besar alkohol yang diimpor AS berasal dari Meksiko. Menurut data Departemen Pertanian AS, Meksiko memasok lebih dari 80 persen dari total impor bir dalam tiga kuartal pertama 2024.
Selain itu, tequila dari Meksiko dan minuman keras dari Kanada telah menjadi pendorong utama pertumbuhan impor minuman beralkohol suling.
Berdasarkan data dari Distilled Spirits Council, pada 2023, AS mengimpor tequila senilai US$4,6 miliar atau setara Rp72,98 triliun dan mezcal senilai US$108 juta atau Rp1,71 triliun dari Meksiko.
Pada tahun yang sama, AS juga mengimpor minuman beralkohol Kanada senilai lebih dari US$500 juta atau Rp7,93 triliun.
"Pada akhirnya, tarif produk minuman beralkohol dari negara tetangga kita di utara dan selatan akan merugikan konsumen AS dan menyebabkan hilangnya pekerjaan di seluruh industri perhotelan AS, tepat ketika bisnis-bisnis ini melanjutkan pemulihan mereka yang panjang dari pandemi," kata CEO Distilled Spirits Council Chris Swonger, melansir CNN.