Pakar Sebut Militer China Bobrok Gegara 3 Menhan Kena Skandal
28 November 2024, 16:06:03 Dilihat: 7x
Jakarta -- Sejumlah pakar mewanti-wanti kerusakan di tubuh militer China setelah tiga menteri pertahanan (menhan) Negeri Tirai Bambu terjerat kasus korupsi secara berturut-turut.
Laporan Financial Times pada Rabu (27/11) menyebut Menteri Pertahanan Dong Jun saat ini sedang diselidiki atas dugaan korupsi. Jika kabar ini benar, Dong Jun akan jadi menteri pertahanan ketiga yang ditindak keras oleh Presiden Xi Jinping.
Menurut sejumlah analis, kasus ini mencerminkan adanya pengikisan dalam kesiapan tempur China di saat Beijing tengah membangun militernya besar-besaran dalam beberapa dekade.
China saat ini sedang meningkatkan kekuatan militer guna menekan dan merebut kembali Taiwan. Beijing juga terus melancarkan aktivitas militer di Laut China Selatan (LCS) untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan sengketa tersebut.
Adanya korupsi di kala militer sedang sibuk-sibuknya seperti ini tentu membuat Xi Jinping khawatir bahwa negaranya tak betul-betul siap untuk bertempur.
"Korupsi di militer China seharusnya menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya mencapai tujuan militer dan mencapai 'peremajaan besar' yang diimpikan oleh Xi," kata Heather Williams, direktur Proyek Masalah Nuklir di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington.
RUDAL: Beda Zionisme, Yahudi, dan Antisemit yang Identik dengan Israel
Sebelum Dong Jun, Li Shangfu dan Wei Fenghe selaku eks Menteri Pertahanan juga terjerat kasus dugaan korupsi hingga keduanya dipecat dan dikeluarkan dari Partai Komunis.
Para analis pada saat itu mengaitkan pemecatan tersebut dengan penyelidikan yang lebih luas terhadap Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang mengawasi rudal nuklir dan konvensional China. Pasukan ini kemungkinan akan menjadi garda pertama Beijing jika terjadi konflik besar.
Kedua eks Menhan memiliki hubungan dengan pasukan roket tersebut. Wei sebelumnya mengepalai unit di pasukan itu sementara Li Shangfu memimpin departemen yang mengembangkan senjata termasuk rudal.
Pada Juli, kepala unit Li Yuchao dan kepala staf Sun Jinming didepak dari partai dan diselidiki karena dugaan korupsi.
Tiga pejabat senior juga dicopot dari jabatan mereka di organisasi pertahanan rudal milik negara pada Desember 2023.
Menurut intelijen Amerika Serikat dalam laporan Bloomberg, korupsi yang merajalela di pasukan roket telah menyebabkan peralatan militer Beijing tak berfungsi. Bahkan, yang lebih parah, bahan bakar rudal diganti dengan air.
"Jika benar, kelemahan ini akan membahayakan operasi rudal, dan kesiapan kekuatan nuklir China serta kemampuan militer China secara keseluruhan patut dipertanyakan," tulis Federasi Ilmuwan Amerika dalam sebuah surat terbuka sebagai tanggapan atas klaim tersebut, demikian dikutip AFP.
Xi Jinping telah bersumpah bahwa penyatuan kembali daratan Tiongkok dan Taiwan tidak dapat dihindari. Ia juga sudah berjanji untuk mengambil "semua tindakan yang diperlukan" guna mencapai tujuan itu.
Kendati begitu, masalah korupsi akut di tubuh militer ini tampaknya telah menjauhkan Xi Jinping dari cita-citanya tersebut.