Ilmuwan Bikin Panel Surya Setipis Silet, Bisa Nempel di Ponsel-Ransel
12 Agustus 2024, 08:22:22 Dilihat: 91x

Jakarta, -- Para ilmuwan dari departemen fisika Universitas Oxford telah mengembangkan panel surya mikro dan tipis yang bisa disematkan di semua objek untuk menyerap energi dari matahari.

Penelitian baru itu membuktikan pengembangan ini dapat mengurangi kebutuhan dunia akan terbatasnya ladang panel surya yang memakan lahan yang sangat luas.\
Lapisan yang 100 kali lebih tipis dari rambut manusia ini dapat disematkan ke ransel, ponsel, atau atap mobil untuk memanfaatkan energi matahari.
Lapisan panel surya itu terbuat dari bahan yang disebut perovskit, yang diklaim lebih efisien dalam menyerap energi matahari daripada panel berbasis silikon yang banyak digunakan saat ini.
Saturnus Lempar Komet ke Luar Tata Surya, Kecepatannya 10 Ribu Km/jam
Itu karena lapisan penyerap cahayanya dapat menangkap rentang cahaya yang lebih luas dari spektrum matahari daripada panel konvensional sehingga lebih banyak cahaya berarti lebih banyak energi yang diserap.
Para ilmuwan Oxford bukanlah satu-satunya yang telah menghasilkan lapisan jenis ini, tetapi lapisan buatan mereka sangat efisien, menangkap sekitar 27 persen energi sinar matahari.
Sebagai perbandingan, panel surya masa kini yang menggunakan sel silikon, biasanya mengubah hingga 22 persen sinar matahari menjadi listrik.
Para peneliti meyakini seiring berjalannya waktu, perovskit akan mampu memberikan efisiensi melebihi 45 persen.
Hal itu berkaca pada peningkatan hasil pengembangan yang dicapai hanya dalam lima tahun percobaan, dari 6 persen menjadi 27 persen.
Ahli Ungkap Kucing Amat Berduka Saat Ditinggal Sesama Anabul
"Hal ini penting karena menjanjikan lebih banyak tenaga surya tanpa perlu panel berbasis silikon atau ladang surya yang dibangun khusus," kata Junke Wang, salah satu ilmuwan Oxford.
Kita bisa bayangkan pelapis perovskit diaplikasikan pada jenis permukaan yang lebih luas untuk menghasilkan tenaga surya murah, seperti atap mobil dan gedung, bahkan bagian belakang ponsel.
Dengan ketebalan lebih dari satu mikron, lapisan tersebut 150 kali lebih tipis daripada lapisan silikon yang digunakan pada panel surya saat ini.
Tidak seperti panel silikon yang ada, perovskit dapat diaplikasikan ke hampir semua permukaan, termasuk plastik dan kertas, menggunakan alat seperti printer inkjet.
Secara global, pemasangan panel surya telah meroket, tumbuh sebesar 80 persen pada 2023 dibandingkan dengan tahun 2022, menurut Wood Mackenzie, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam data dan analitik untuk transisi energi bersih.
Penggerak utama dari peningkatan ini adalah turunnya biaya tenaga surya, yang kini menjadi lebih murah untuk diproduksi daripada bentuk energi lainnya, termasuk bahan bakar fosil.
Roket China Hancur Lebur Ciptakan 'Awan' Sampah Antariksa
Faktor penting lainnya yang mendorong peningkatan tenaga surya adalah meningkatnya efisiensi dalam mengubah energi matahari.
Namun, panel surya berbasis darat memakan banyak lahan, dan sering kali menjadi inti konflik antara industri pertanian dan pemerintah serta perusahaan di balik instalasi energi terbarukan.
Para peneliti Oxford mengatakan teknologi mereka dapat menawarkan solusi untuk masalah itu, sekaligus menekan biaya energi.
Namun Wang mencatat kelompok penelitian tersebut tidak menganjurkan diakhirinya pembangkit listrik tenaga surya.
"Saya tidak akan mengatakan bahwa kami ingin menghilangkan ladang surya (solar farm) karena jelas kami membutuhkan banyak area atau permukaan untuk menghasilkan energi surya dalam jumlah yang cukup," katanya kepada CNN.
Fakta-fakta Ilmiah Gempa Jepang, Sumber hingga Mekanisme
Namun, masalah yang terus-menerus terjadi pada perovskit adalah stabilitasnya, yang telah mencegah pengembangnya untuk mengomersialkan teknologi tersebut.
Beberapa lapisan di laboratorium telah larut atau rusak dalam waktu singkat, sehingga dianggap kurang tahan lama dibandingkan panel surya saat ini.
Kini, para ilmuwan berupaya untuk meningkatkan masa pakainya.
Terkuak Atmosfer Matahari Lebih Panas ketimbang Permukaan
Henry Snaith, peneliti utama tim Oxford, mengatakan pekerjaan mereka berpotensi untuk dikomersilkan dan dapat digunakan dalam industri seperti konstruksi dan manufaktur mobil.
"Inovasi terbaru dalam bahan dan teknik surya yang didemonstrasikan di laboratorium kami dapat menjadi landasan bagi industri baru, yaitu memproduksi bahan untuk menghasilkan energi surya secara lebih berkelanjutan dan murah dengan memanfaatkan bangunan, kendaraan, dan objek yang sudah ada," katanya.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240810163656-199-1131587/ilmuwan-bikin-panel-surya-setipis-silet-bisa-nempel-di-ponsel-ransel

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.