Viral 2 Angin Puting Beliung di Tengah Danau Toba, Cek Penjelasan Ahli
15 Agustus 2023, 17:52:49 Dilihat: 507x

Medan -- Video yang menampilkan dua angin puting beliung di Danau Toba, Kabupaten Balige, Sumatera Utara (Sumut) viral di media sosial. Apa kata pakar soal fenomena yang menjadi tontonan warga itu?

Dalam video yang beredar, dua angin puting beliung berukuran raksasa itu diabadikan sejumlah warga melalui kamera ponsel. Fenomena tersebut terjadi pada Minggu, 13 Agustus sore.

Lalu, apa kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai fenomena ini?

Koordinator Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Eridawati mengatakan kejadian itu sebetulnya waterspout. Fenomena alam ini memang identik dengan puting beliung, tapi terjadi di atas permukaan air yang luas.

"Ketika terjadi d perairan disebut waterspout, ketika terjadi di darat namanya puting beliung, untuk wilayah Indonesia yang sering terjadi ini," kata Eridawati kepada CNNIndonesia.com, Senin (14/8).

Menurut Eridawati fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB). Namun demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena waterspout.

"Terbentuknya waterspout oleh awan CB tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasi adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," jelasnya.

Umumnya, kata dia, waterspout tidak berbahaya karena intensitasnya lemah, terjadi dalam waktu yang singkat, antara 5-10 menit, dan di luasan wilayah yang relatif sempit.

"Sebenarnya ini sudah beberapa kali terjadi. Waterspout ini biasa terjadi di musim peralihan," ungkap dia.

Namun begitu, Eridawati menyebut waterspout bisa menimbulkan dampak signifikan jika disertai dengan angin kencang dan hujan deras.

"Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah terjadinya waterspout untuk menjauhi pusaran angin tersebut," bebernya.

Beda waterspout dan puting beliung

Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer BRIN Erma Yulihastin menjelaskan waterspout hanya terjadi ketika ada kontak angin dengan air.

Skala angin ini pun mikro, sehingga fenomena ini hanya dapat terjadi di atas danau, tambak, sungai, bendungan, dan lainnya.

Sementara, puting beliung memiliki kecepatan angin dan dampak kerusakan pada kisaran di bawah skala F-2 (Skala Fujita-2, menurut ahli tornado keturunan Jepang Tetsuya Fujita dari Universitas Chicago).

"Dengan demikian, puting beliung memiliki lintasan kurang dari satu kilometer dengan durasi hidup di bawah satu jam," kata Erma dalam situs resmi LAPAN.

Erma juga menjelaskan bahwa ciri waterspout secara visual dapat dikenali dari bentuknya yang seperti suatu belalai atau corong pipa panjang dan terlihat turun dari awan jenis cumuluscongetus atau cumulonimbus.

"Kejadian ini tak hanya langkah tapi juga termasuk cuaca ekstrem karena menggambarkan badai super sel pada skala ruang yang mikro (puluhan meter)," jelasnya.

Menurut Erma sangat sedikit ditemui waterspout yang dapat bertahan lama atau bahkan berpindah dari air menuju darat.

Kelembaban atau uap air yang dihasilkan oleh suatu permukaan air cenderung memiliki karakteristik yang khas, maka waterspout yang pernah terbentuk di suatu area, memiliki potensi besar dapat terjadi lagi di wilayah tersebut.

Apakah waterspout berbahaya?

Sebuah waterspout rata-rata berdiameter sekitar 50 meter dan angin yang berada di sekitarnya akan bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 80 kilometer per jam. Kecepatan ini dapat menjelaskan kapasitas destruktif mereka yang rendah karena kecepatan angin tidak cukup tinggi untuk mengumpilkan terlalu banyak massa.

Beberapa kasus kecepatan angin dapat mencapai 240 kilometer per jam dengan diameter membesar sampai sekitar 100 meter. Sebuah waterspout kemungkinan besar akan tetap berada di atas air dan biasanya tidak membahayakan pelaut.

Fenomena waterspout telah terjadi sejak ratusan tahun lalu, meski penelitiannya baru diungkap baru-baru ini. Pada awal kemunculannya, fenomena ini membawa misteri dan ketakutan.

Mengutip Marine Insight, catatan mengenai fenomena waterspout tertua terjadi pada 1456 di wilayah laut dekat Ancona, Italia. Waterspout pertama tersebut terjadi tepatnya pada 24 Agustus dan bergerak dari timur ke barat sebelum mencapai wilayah perairan Pisa.

Berdasarkan catatan tersebut, lebar dari waterspout saat itu mencapai lebih dari 3 kilometer. Kendati begitu, catatan mengenai waterspout tidak banyak menunjukkan korban jiwa.

Namun, fenomena waterspout pada tahun 1555 tercatat pernah membuat kerusakan di Grand Harbour Valetta, Malta, dan mengakibatkan ratusan nyawa hilang menenggelamkan empat galangan kapal.

 

Sumber = cnnindonesia.com/teknologi

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.