Viral 2 Angin Puting Beliung di Tengah Danau Toba, Cek Penjelasan Ahli
15 Agustus 2023, 17:52:49 Dilihat: 634x
Medan -- Video yang menampilkan dua angin puting beliung di Danau Toba, Kabupaten Balige, Sumatera Utara (Sumut) viral di media sosial. Apa kata pakar soal fenomena yang menjadi tontonan warga itu?
Dalam video yang beredar, dua angin puting beliung berukuran raksasa itu diabadikan sejumlah warga melalui kamera ponsel. Fenomena tersebut terjadi pada Minggu, 13 Agustus sore.
Lalu, apa kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai fenomena ini?
Koordinator Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Eridawati mengatakan kejadian itu sebetulnya waterspout. Fenomena alam ini memang identik dengan puting beliung, tapi terjadi di atas permukaan air yang luas.
"Ketika terjadi d perairan disebut waterspout, ketika terjadi di darat namanya puting beliung, untuk wilayah Indonesia yang sering terjadi ini," kata Eridawati kepada CNNIndonesia.com, Senin (14/8).
Menurut Eridawati fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB). Namun demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena waterspout.
"Terbentuknya waterspout oleh awan CB tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasi adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," jelasnya.
Umumnya, kata dia, waterspout tidak berbahaya karena intensitasnya lemah, terjadi dalam waktu yang singkat, antara 5-10 menit, dan di luasan wilayah yang relatif sempit.
"Sebenarnya ini sudah beberapa kali terjadi. Waterspout ini biasa terjadi di musim peralihan," ungkap dia.
Namun begitu, Eridawati menyebut waterspout bisa menimbulkan dampak signifikan jika disertai dengan angin kencang dan hujan deras.
"Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah terjadinya waterspout untuk menjauhi pusaran angin tersebut," bebernya.
Beda waterspout dan puting beliung
Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer BRIN Erma Yulihastin menjelaskan waterspout hanya terjadi ketika ada kontak angin dengan air.
Skala angin ini pun mikro, sehingga fenomena ini hanya dapat terjadi di atas danau, tambak, sungai, bendungan, dan lainnya.
Sementara, puting beliung memiliki kecepatan angin dan dampak kerusakan pada kisaran di bawah skala F-2 (Skala Fujita-2, menurut ahli tornado keturunan Jepang Tetsuya Fujita dari Universitas Chicago).
"Dengan demikian, puting beliung memiliki lintasan kurang dari satu kilometer dengan durasi hidup di bawah satu jam," kata Erma dalam situs resmi LAPAN.
Erma juga menjelaskan bahwa ciri waterspout secara visual dapat dikenali dari bentuknya yang seperti suatu belalai atau corong pipa panjang dan terlihat turun dari awan jenis cumuluscongetus atau cumulonimbus.
"Kejadian ini tak hanya langkah tapi juga termasuk cuaca ekstrem karena menggambarkan badai super sel pada skala ruang yang mikro (puluhan meter)," jelasnya.
Menurut Erma sangat sedikit ditemui waterspout yang dapat bertahan lama atau bahkan berpindah dari air menuju darat.
Kelembaban atau uap air yang dihasilkan oleh suatu permukaan air cenderung memiliki karakteristik yang khas, maka waterspout yang pernah terbentuk di suatu area, memiliki potensi besar dapat terjadi lagi di wilayah tersebut.
Apakah waterspout berbahaya?
Sebuah waterspout rata-rata berdiameter sekitar 50 meter dan angin yang berada di sekitarnya akan bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 80 kilometer per jam. Kecepatan ini dapat menjelaskan kapasitas destruktif mereka yang rendah karena kecepatan angin tidak cukup tinggi untuk mengumpilkan terlalu banyak massa.
Beberapa kasus kecepatan angin dapat mencapai 240 kilometer per jam dengan diameter membesar sampai sekitar 100 meter. Sebuah waterspout kemungkinan besar akan tetap berada di atas air dan biasanya tidak membahayakan pelaut.
Fenomena waterspout telah terjadi sejak ratusan tahun lalu, meski penelitiannya baru diungkap baru-baru ini. Pada awal kemunculannya, fenomena ini membawa misteri dan ketakutan.
Mengutip Marine Insight, catatan mengenai fenomena waterspout tertua terjadi pada 1456 di wilayah laut dekat Ancona, Italia. Waterspout pertama tersebut terjadi tepatnya pada 24 Agustus dan bergerak dari timur ke barat sebelum mencapai wilayah perairan Pisa.
Berdasarkan catatan tersebut, lebar dari waterspout saat itu mencapai lebih dari 3 kilometer. Kendati begitu, catatan mengenai waterspout tidak banyak menunjukkan korban jiwa.
Namun, fenomena waterspout pada tahun 1555 tercatat pernah membuat kerusakan di Grand Harbour Valetta, Malta, dan mengakibatkan ratusan nyawa hilang menenggelamkan empat galangan kapal.