BMKG: El Nino Masih Akan Bertahan Sampai Akhir Tahun
04 Agustus 2023, 17:25:08 Dilihat: 363x
Jakarta, Universitas Narotama -- El Nino adalah fenomena iklim yang berkaitan dengan penurunan curah hujan karena peningkatan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian timur. Fenomena ini membuat berkurangnya hujan atau udara basah dibawa ke wilayah Indonesia.
Akibatnya, udara yang terasa di wilayah Indonesia relatif kering dan memiliki suhu yang semakin tinggi. Dikutip dari CNN Indonesia, Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan El Nino akan terjadi hingga akhir tahun dengan puncak di bulan Agustus-September.
"El Nino masih akan bertahan sampai akhir tahun. Tapi dampaknya seiring dengan datangnya musim hujan akan semakin berkurang," ungkap Fachri.
Untuk mengetahui persebaran dampak El Nino di Indonesia, BMKG membuat zona musim atau yang disebut dengan ZOM. Dari seluruh wilayah Indonesia, ZOM dibagi menjadi 699 titik dan terlihat bila 63% sudah memasuki periode kemarau.
"Artinya, yang sudah terdampak langsung dari El Nino itu sudah sekitar 63 persen wilayah zona musim tadi," jelasnya.
Dampak El Nino di Indonesia
1. Kekeringan
Karena El Nino menyebabkan peningkatan suhu, berkurangnya curah hujan menjadi salah satu dampak yang paling terasa di Indonesia. Fachri dan BMKG pun mengaku hal tersebut.
Menurutnya, ketika musim kemarau terjadi di Indonesia yang diikuti oleh El Nino, beberapa daerah akan merasakan kekeringan yang cukup kuat. Contohnya di daerah Sumatera ada Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu dan Lampung.
"Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara juga diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem," ungkap Fachri.
Kondisi wilayah Indonesia mengalami curah hujan bulanan yang rendah hingga tanpa hujan sama sekali akan bertahan hingga bulan Oktober 2023. Sehingga masyarakat diharap tetap waspada dengan potensi terjadinya kekeringan.
2. Kebakaran Hutan
Selain kekeringan, dampak yang timbul karena El Nino adalah kebakaran hutan. Dikutip dari Science Insider, Bambang Hero Saharjo pakar forensik kebakaran hutan di IPB University menjelaskan dari kekeringan yang tercipta karena El Nino membuat tanah dan hutan lahan gambut rentan terhadap kebakaran.
Kebakaran hutan atau lahan gambut ini bisa menghasilkan lebih banyak asap dan mungkin sulit untuk dikendalikan. Bila tidak ditanggulangi dengan cepat, dapat menyebabkan peningkatan area yang terbakar.
Ketika ditanya apakah Indonesia sudah siap menghadapi hal ini, Bambang menjelaskan secara formal pemerintah mengaku siap. Namun, mengendalikan kebakaran hutan dan lahan tidaklah murah.
Dengan demikian, kesiapan pemerintah baik pusat atau daerah bergantung dengan kemampuan anggaran masing-masing.
Bambang menjelaskan sejak tahun 2017 pemerintah telah berhasil memulihkan lebih dari 2 juta hektare lahan gambut yang rusak. Terutama yang terjadi karena kebakaran di tahun 2015.
Kini pemerintah sedang fokus memulihkan 1,2 juta hektare lainnya melalui penyekatan saluran drainase dan kegiatan lainnya. Namun, berfungsi atau tidaknya langkah ini berkaitan dengan level air tanah yang ada.
"Salah satu hal terpenting dalam keberhasilan pengelolaan lahan gambut adalah ketersediaan air yang cukup agar gambut selalu dalam keadaan basah," tutupnya.