Jakarta, Universitas Narotama -- Pakar mengungkapkan kemungkinan Bumi meninggalkan tata surya dan menjadi planet pengembara (rogue planet) yang tak lagi memiliki orbit.
Hal ini mengingat kondisi Matahari yang makin menua dan semakin terang serta panas. Selain itu, sekitar 500 juta tahun lagi, bintang ini akan memanaskan Bumi hingga tidak mungkin tertolong lagi.
Paul M. Sutter, astrofisikawan di SUNY Stony Brook dan Institut Flatiron di New York, AS, menyebut potensi itu terkait dengan kemungkinan upaya manusia di masa depan memperlebar jarak dengan Matahari demi menghindari panas 'neraka'.
Caranya, mencuri energi dari orbit Jupiter dan membawanya ke Bumi. Masalahnya, ada efek samping dari tindakan itu; membuat Bumi malah meluncur keluar dari Tata Surya.
Delapan terkuat
Bumi bertahan stabil di orbitnya selama lebih dari 4 miliar tahun. Kini disebut tengah menghadapi masa-masa genting.
Tata surya pada masa awal dipenuhi oleh puluhan, bahkan ratusan, benda padat yang disebut planetesimal, yang semuanya berlomba-lomba mengumpulkan materi sebanyak mungkin dan menjadi planet yang utuh sebelum planet-planet lain mencurinya.
Dalam kekacauan itu, planet saling bertabrakan satu sama lain, berayun terlalu dekat, dan terhempas oleh kekuatan gravitasi yang terus meningkat dari gas raksasa.
Dari puluhan planet potensial itu, hanya delapan yang selamat; sisanya diluncurkan ke matahari atau terhempas ke ruang antarbintang.
Keadaan di masa depan juga tidak akan seindah ini. Setiap hari, matahari menjadi sedikit lebih panas dan lebih terang.
Dalam waktu sekitar 500 juta tahun, matahari akan menjadi sangat panas sehingga lautan di Bumi akan menguap, lempeng tektonik akan terhenti, dan begitu banyak karbon dioksida akan menumpuk di atmosfer sehingga Bumi akan terlihat seperti Venus.
"Untuk menyelamatkan diri, kita harus memainkan permainan gravitasi yang sama dengan yang biasa dilakukan tata surya kita yang masih muda," kata Paul, mengutip Space, Senin (31/7).
Untuk bisa selamat, Bumi harus meninggikan orbitnya, menjaganya agar tetap aman dari Matahari yang semakin ganas. Mengangkat orbit Bumi akan membutuhkan banyak energi, tapi untungnya, tata surya memiliki banyak energi yang tersedia dalam bentuk orbit Jupiter.
"Kita bisa mengambil sebuah batu (batu apa saja bisa, tapi yang lebih besar akan lebih baik) dan mengirimkannya ke Jupiter. Kita bisa mengitari batu itu mengelilingi planet raksasa tersebut, menyedot sebagian energi orbitnya dan memberikannya kepada batu itu, yang akan meluncur kembali ke Bumi."
"Kemudian, kita akan mengulangi manuver tersebut tapi dengan arah yang berlawanan, memberikan sebagian energi batu tersebut ke planet kita," jelas Paul.
"Sedikit demi sedikit, kita bisa mencuri energi dari Jupiter dan menaikkan orbit Bumi, menjaga suhunya tetap baik dan stabil," dia menambahkan.
Tidak ada jalan kembali
Jika salah saat melakukannya, umat manusia harus membayar mahal. Menurutnya, Jupiter memiliki energi orbit yang besar dan dengan skenario pelemparan batu, itu akan menciptakan fenomena yang disebut efek resonansi.
Setiap lemparan batu tidak akan menyumbangkan banyak energi, tapi jika terjadi secara teratur, dengan pola yang sama, dari waktu ke waktu, maka sedikit energi itu akan memperkuat dirinya sendiri, memperkuat efeknya.
Jika tidak berhati-hati, hal itu bisa memberikan begitu banyak energi, sehingga akan membuat Bumi keluar dari tata surya secara permanen. Setelah pergi, Bumi tidak akan pernah kembali, ditakdirkan untuk berkeliaran di alam semesta sebagai planet pengembara.
Planet ini masih memiliki panas internal, sehingga gunung berapi dan sumber air panas masih berfungsi. Namun, efeknya hanya ada saat malam hari, yang akan membuat atmosfer menjadi sangat dingin.
Para astronom menduga skenario resonansi seperti itu secara alamiah akan melepaskan lebih banyak lagi planet-planet pengembara di kemudian hari di dalam kehidupan tata surya.
Sebagai contoh, Neptunus dan Pluto sedang beresonansi. Menurut Paul, mustahil untuk memprediksi ke mana orbit Pluto akan membawanya setelah 10 juta tahun.
Ada kemungkinan kecil Merkurius akan beresonansi dengan Jupiter - dan ada kemungkinan kecil pula bahwa dalam satu miliar tahun ke depan, Merkurius akan keluar dari tata surya.
Para astronom memperkirakan ada sekitar 0,25 hingga 10.000 planet pengembara untuk setiap bintang, yang melayang-layang di area antarbintang di Bimasakti.
Jumlah tersebut bisa dimaklumi karena jumlah pengamatan planet-planet asing yang kita miliki masih sangat sedikit, sehingga sulit untuk menyusun statistik yang solid.
"Tapi, semoga saja keturunan kita di masa depan tidak menambah satu planet lagi dalam daftar tersebut," tandas Paul.