Menakar Potensi Bumi Keluar dari Tata Surya
01 Agustus 2023, 10:35:02 Dilihat: 396x

Jakarta, Universitas Narotama -- Pakar mengungkapkan kemungkinan Bumi meninggalkan tata surya dan menjadi planet pengembara (rogue planet) yang tak lagi memiliki orbit.

Hal ini mengingat kondisi Matahari yang makin menua dan semakin terang serta panas. Selain itu, sekitar 500 juta tahun lagi, bintang ini akan memanaskan Bumi hingga tidak mungkin tertolong lagi.

Paul M. Sutter, astrofisikawan di SUNY Stony Brook dan Institut Flatiron di New York, AS, menyebut potensi itu terkait dengan kemungkinan upaya manusia di masa depan memperlebar jarak dengan Matahari demi menghindari panas 'neraka'.

Caranya, mencuri energi dari orbit Jupiter dan membawanya ke Bumi. Masalahnya, ada efek samping dari tindakan itu; membuat Bumi malah meluncur keluar dari Tata Surya.

Delapan terkuat

Bumi bertahan stabil di orbitnya selama lebih dari 4 miliar tahun. Kini disebut tengah menghadapi masa-masa genting.

Tata surya pada masa awal dipenuhi oleh puluhan, bahkan ratusan, benda padat yang disebut planetesimal, yang semuanya berlomba-lomba mengumpulkan materi sebanyak mungkin dan menjadi planet yang utuh sebelum planet-planet lain mencurinya.

Dalam kekacauan itu, planet saling bertabrakan satu sama lain, berayun terlalu dekat, dan terhempas oleh kekuatan gravitasi yang terus meningkat dari gas raksasa.

Dari puluhan planet potensial itu, hanya delapan yang selamat; sisanya diluncurkan ke matahari atau terhempas ke ruang antarbintang.

Keadaan di masa depan juga tidak akan seindah ini. Setiap hari, matahari menjadi sedikit lebih panas dan lebih terang.

Dalam waktu sekitar 500 juta tahun, matahari akan menjadi sangat panas sehingga lautan di Bumi akan menguap, lempeng tektonik akan terhenti, dan begitu banyak karbon dioksida akan menumpuk di atmosfer sehingga Bumi akan terlihat seperti Venus.

"Untuk menyelamatkan diri, kita harus memainkan permainan gravitasi yang sama dengan yang biasa dilakukan tata surya kita yang masih muda," kata Paul, mengutip Space, Senin (31/7).

Untuk bisa selamat, Bumi harus meninggikan orbitnya, menjaganya agar tetap aman dari Matahari yang semakin ganas. Mengangkat orbit Bumi akan membutuhkan banyak energi, tapi untungnya, tata surya memiliki banyak energi yang tersedia dalam bentuk orbit Jupiter.

"Kita bisa mengambil sebuah batu (batu apa saja bisa, tapi yang lebih besar akan lebih baik) dan mengirimkannya ke Jupiter. Kita bisa mengitari batu itu mengelilingi planet raksasa tersebut, menyedot sebagian energi orbitnya dan memberikannya kepada batu itu, yang akan meluncur kembali ke Bumi."

"Kemudian, kita akan mengulangi manuver tersebut tapi dengan arah yang berlawanan, memberikan sebagian energi batu tersebut ke planet kita," jelas Paul.

"Sedikit demi sedikit, kita bisa mencuri energi dari Jupiter dan menaikkan orbit Bumi, menjaga suhunya tetap baik dan stabil," dia menambahkan.

Tidak ada jalan kembali

Jika salah saat melakukannya, umat manusia harus membayar mahal. Menurutnya, Jupiter memiliki energi orbit yang besar dan dengan skenario pelemparan batu, itu akan menciptakan fenomena yang disebut efek resonansi.

Setiap lemparan batu tidak akan menyumbangkan banyak energi, tapi jika terjadi secara teratur, dengan pola yang sama, dari waktu ke waktu, maka sedikit energi itu akan memperkuat dirinya sendiri, memperkuat efeknya.

Jika tidak berhati-hati, hal itu bisa memberikan begitu banyak energi, sehingga akan membuat Bumi keluar dari tata surya secara permanen. Setelah pergi, Bumi tidak akan pernah kembali, ditakdirkan untuk berkeliaran di alam semesta sebagai planet pengembara.

Planet ini masih memiliki panas internal, sehingga gunung berapi dan sumber air panas masih berfungsi. Namun, efeknya hanya ada saat malam hari, yang akan membuat atmosfer menjadi sangat dingin.

Para astronom menduga skenario resonansi seperti itu secara alamiah akan melepaskan lebih banyak lagi planet-planet pengembara di kemudian hari di dalam kehidupan tata surya.

Sebagai contoh, Neptunus dan Pluto sedang beresonansi. Menurut Paul, mustahil untuk memprediksi ke mana orbit Pluto akan membawanya setelah 10 juta tahun.

Ada kemungkinan kecil Merkurius akan beresonansi dengan Jupiter - dan ada kemungkinan kecil pula bahwa dalam satu miliar tahun ke depan, Merkurius akan keluar dari tata surya.

Para astronom memperkirakan ada sekitar 0,25 hingga 10.000 planet pengembara untuk setiap bintang, yang melayang-layang di area antarbintang di Bimasakti.

Jumlah tersebut bisa dimaklumi karena jumlah pengamatan planet-planet asing yang kita miliki masih sangat sedikit, sehingga sulit untuk menyusun statistik yang solid.

"Tapi, semoga saja keturunan kita di masa depan tidak menambah satu planet lagi dalam daftar tersebut," tandas Paul.

 

Sumber = cnnindonesia.com/teknologi

Share:

UN Videos

Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama
Wisuda Sarjana Ke 53 dan Magister Ke 41 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.