Aksara Ini Tak Dipahami Berabad-abad, Diduga Pernah Dipakai Bareng Sanskerta
18 Juli 2023, 10:18:17 Dilihat: 474x
Jakarta, Universitas Narotama -- Selain bahasa nasional, di dunia ini ada banyak sekali bahasa lokal, baik yang masih dituturkan maupun yang sudah tidak ada penuturnya sama sekali. Ada juga bahasa kuno yang ditinggalkan orang-orang terdahulu, yang terkadang belum sepenuhnya dipahami. Salah satunya adalah aksara Kushan.
Sejumlah dinding bukit berbatu di Asia Tengah, permukaannya terpahat dengan aksara tersebut. Sebelumnya tidak ada yang dapat memahami aksara Kushan ini selama berabad-abad.
Hingga pada akhirnya penelitian dari University of Cologne baru-baru ini berhasil memberikan petunjuk atas aksara kuno tersebut.
Apa Itu Aksara Kushan?
Aksara Kushan merupakan sistem penulisan yang ditemukan di beberapa wilayah di Asia Tengah. Tulisan ini ditemukan di sejumlah situs di tempat-tempat yang kini merupakan Tajikistan, Afghanistan, Uzbekistan. Sayangnya, tulisan tersebut sebelumnya belum pernah berhasil diuraikan.
Aksara Kushan digunakan pada sekitar 200 SM dan 700 M oleh para nomaden awal di stepa Eurasia seperti YuèzhÄ«, yakni dinasti penguasa Kushan.
Salah satu warisan terpenting dari Kekaisaran Kushan adalah penyebaran Buddha di wilayah Asia Tengah dan Cina. Mereka meninggalkan karya seni dan benteng yang mengesankan, sekaligus sistem penulisan yang tak biasa ini.
Pada riset yang terbaru, para ahli bahasa telah menemukan petunjuk penting dari aksara Kushan melalui inskripsi bilingual yang ditemukan di Tajikistan dan inskripsi trilingual yang ditemukan di Afganistan.
Dikutip dari IFL Science, inskripsi bilingual tersebut ditulis dalam bahasa Bactrian dan Kushan. Sementara, inskripsi trilingual ditulis dalam bahasa Gandhari atau Indo-Arya tengah, Bactrian, dan Kushan.
Ahli berhasil menguak pesan dalam dinding batu yang memuat skrip Kushan, menggunakan metode yang juga digunakan untuk memecahkan teka-teki di Batu Rosetta. Batu tersebut memuat dekrit yang ditulis dengan hieroglif Mesir kuno, tulisan Demotic, dan tulisan Yunani.
Titik terang atas pemahaman aksara Kushan adalah saat para peneliti menemukan nama Raja Vema Takhtu yang muncul pada teks berbahasa Bactrian dan gelar raja dari para raja.
Menggunakan teks paralel, ahli bahasa dapat mencatat urutan karakter tertentu dan bahkan menentukan kualitas fonetik dari beberapa karakter individual, termasuk 15 tanda konsonan berbeda dan empat diakritik vokal.
Ahli berpendapat, aksara Kushan telah merekam bahasa Iran Tengah yang sama sekali tidak dikenal, yang mereka juluki "Eteo-Tocharian". Mereka pun percaya bahwa aksara Kushan kemungkinan besar berfungsi sebagai bahasa perantara dalam pengembangan Bactrian ke Khotan Saka, bahasa kuno Cina barat.
Tampaknya juga, bahasa yang baru diuraikan itu pernah jadi salah satu bahasa resmi Kekaisaran Kushan, bersamaan dengan bahasa Bactria, Gandhari/Indo-Arya Tengah, dan bahasa Sanskerta.
"Penguraian naskah ini dapat membantu menambah pemahaman kita tentang bahasa dan sejarah budaya Asia Tengah serta Kekaisaran Kushan, seperti halnya dengan penguraian hieroglif Mesir atau aksara Maya untuk memahami tentang Mesir kuno atau peradaban Maya," jelas peneliti dalam riset bahasa ini, Svenja Bonmann dari University of Cologne.
Riset ini telah diterbitkan dalam jurnal Transactions of Philological Society.