Bukan Cuma Turki! Pemilu Thailand Panas, PM Prayuth Lengser?
16 Mei 2023, 10:09:03 Dilihat: 179x
Jakarta, Universitas Narotama -- Pemilihan umum tak hanya di Turki. Tetapi juga di Tetangga RI, Thailand, Minggu.
Dari perhitungan cepat, partai oposisi Thailand berhasil mengalahkan partai-partai yang bersekutu dengan militer. Bahkan berpotensi mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan konservatif yang didukung tentara, rezim Perdana Menteri (PM) Prayut Chan-O-Cha.
Dari data Senin (16/5/2023), total 99% suara, Partai Bergerak Maju (MFP), kekuatan terbaru dalam politik Thailand memperoleh suara terbanyak, 14 juta. Dengan slogan pro-demokrasi, partai yang dipimpin Pita Limjaroenrat (42), memimpin perhitungan kaum muda pada tahun 2020.
MFP sendiri, ingin mereformasi undang-undang penghinaan kerajaan yang ketat di Thailand lese majeste. Ini berpotensi menimbulkan bentrokan dengan elite militer-royalis kerajaan yang kuat.
Dibelakang MFP, Partai Pheu Thai juga mendapat suara terbanyak, 10 juta. Sama dengan MFP partai ini oposisi partai-partai yang didukung tentara, yang terafiliasi dengan mantan PM yang berada di pengasingan Thaksin Shinawatra.
Bila MFP didukung kaum muda, Pheu Thai populer di kalangan kelas pekerja. Rata-rata terbawa nostalgia kebijakan populis Thaksin seperti kesehatan murah, pinjaman mikro, dan subsidi pertanian.
Partai Persatuan Bangsa Thailand, yang dipimpin oleh Prayut- mantan panglima militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014-berada jauh di urutan ketiga. Suara yang didapat hanya 4,6 juta.
"Sekarang jelas MFP telah menerima dukungan luar biasa dari orang-orang di seluruh negeri," kata Pita di Twitter, dikutip Reuters.
PM Prayuth sendiri memperingatkan perubahan dalam pemerintahan dapat menyebabkan konflik. Beberapa pemerintah sebelumnya yang menang pemilu diketahui pernah dilengserkan militer dengan sejumlah dalih.
"Saya berharap negara akan damai dan makmur," tegasnya.
"Saya menghormati demokrasi dan pemilu. Terima kasih," tambahnya.