Massa HMI Geruduk Kantor Gubernur Maluku, Tolak Kenaikan BBM
01 September 2022, 18:23:20 Dilihat: 293x
Jakarta, Universitas Narotama -- Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ambon menggelar demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung kantor Gubernur Maluku, Kamis, (1/9).
Pantauan CNNIndonesia.com, massa aksi membawa sejumlah atribut bertulisan 'tolak kenaikan harga BBM', 'cabut kebijakan kenaikan tarif listrik' hingga berantas 'mafia migas dan tambang'. Massa berorasi dari mobil bak terbuka yang terparkir di depan pintu gerbang Gubernur Maluku.
Ketua Umum HMI Cabang Ambon Afrizal Mukadar mengatakan Indonesia baru saja berangsur pulih dari bencana pandemi covid-19. Kenaikan BBM dipastikan akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi rakyat sehingga menambah angka kemiskinan di Maluku.
Berdasarkan data BPS tahun 2022, Maluku salah satu provinsi termiskin keempat di Indonesia. Artinya, Maluku termasuk wilayah di bagian timur Indonesia yang paling rawan terhadap kenaikan BBM.
"Teman-teman bisa bayangkan bagaimana kita hidup di provinsi yang miskin dengan tingkat kesejahteraan yang kurang baik, apalagi dengan kenaikan BBM. Jelas menyusahkan rakyat kecil," ucapnya usai berorasi.
HMI juga menyatrakan kenaikan BBM bersubsidi ini akan berdampak langsung terhadap Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).
Selain penolakan BBM naik, massa aksi juga menyuarakan terkait perusahaan tambang yang melakukan eksploitasi sumber daya alam Maluku untuk kepentingan sekelompok orang.
Ia mengatakan salah pemicu banjir bandang di Maluku disebabkan oleh perusahaan tambang yang mengeksploitasi hutan secara liar.
Untuk itu, ia meminta kasus mafia tambang di Maluku segera diusut tuntas, pasalnya mafia tambang tidak memikirkan masalah lingkungan namun mereka hanya memperkaya diri.
Di tengah orasi juga, Afrizal menyentil Gubernur Maluku Murad Ismail yang malas berkantor dan tak becus urus ekonomi, ketimpangan sosial hingga kemiskinan.
"Kalau gubernur tak menemui massa aksi mereka HMI akan menggelar demonstrasi dengan jumlah besar menduduki rumah pribadi Murad di Kawasan Wailela, Kota Ambon," demikian Afrizal.