Marak Kejahatan Begal Rekening, OJK Jelaskan Soal Social Engineering
20 Juni 2022, 23:02:45 Dilihat: 237x
Jakarta, Universitas Narotama -- Aksi begal rekening menggunakan modus Social Engineering (Soceng). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara mengenai Soceng lewat akun twitter mereka.
Dalam utasnya, soceng menurut OJK adalah cara untuk mengelabui atau memanipulasi korban agar bisa mendapatkan informasi data pribadi atau akses yang diinginkan.
"Soceng mengunakan manipulasi psikologis dengan mempengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media yang persuasif dengan cara membuat korban senang atau panik sehingga korban tanpa sadar akan menjawab atau mengikuti instruksi pelaku," tulis OJK.
Isu begal rekening belakangan menjadi perbincangan warga net. Istilah itu digunakan untuk modus penipuan baru dengan cara menyamar sebagai petugas resmi jasa keuangan atau e-commerce.
Pelaku begal rekening menggunakan teknik soceng untuk mengelabui targetnya. Tujuannya adalah mendapatkan data pribadi si korban untuk kemudian menguras uang di rekeningnya.
OJK sendiri menilai soceng sangat berbahaya. Salah satu modus yang kerap digunakan adalah meminta nasabah untuk memberikan nomor PIN dan OTP.
Selain itu, pelaku kejahatan siber itu ada yang meminta untuk mengisi link formulir perubahan biaya administrasi, tawaran jadi nasabah prioritas, seolah sebagai petugas bank resmi.
Biasanya Soceng mempengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media yang persuasif dengan cara membuat korban senang atau panik sehingga korban tanpa sadar akan menjawab atau mengikuti instruksi pelaku. pic.twitter.com/pqFpRIVfn9
— OJK Indonesia (@ojkindonesia) June 20, 2022
OJK mengimbau masyarakat untuk tidak panik jika ada oknum yang mengaku sebagai pegawai bank dan meminta data pribadi.
"Jika ada oknum pegawai bank yang menghubungi dan meminta data pribadimu, jangan diberikan ya," tulis OJK.
"Pastikan hanya menggunakan aplikasi dan menghubungi layanan resmi bank atau lembaga jasa keuangan," tulisnya lagi.
Lebih lanjut, OJK juga menyatakan ada empat modus yang biasa dipakai pelaku soceng. Selain info perubahan tarif transfer bank, ada juga yang berpura-pura memasang akun layanan konsumen palsu, tawaran menjadi nasabah prioritas, dan tawaran menjadi agen laku pandai.
"Pelaku soceng akan memintamu memberikan informasi ini: username, password, PIN, kode OTP, Nomor kartu ATM/Kredit/Debit, nama ibu kandung, informasi pribadi lainnya," tulis OJK.
Diperbincangkan Warganet
Sejumlah warganet juga melaporkan pernah ditawari untuk menjadi nasabah prioritas, oleh pihak yang mengaku sebagai petugas bank. Diduga penelepon itu merupakan ciri-ciri soceng.
"By the way, baru beberapa hari yg lalu ditelpon yg ngaku dari pusat, nawarin prioritas," kata @Ilhamsajalah6 lewat Twitter, Senin (20/6).
Btw baru beberapa hari yg lalu ditelpon yg ngaku dari pusat, nawarin prioritas. Exactly point number 2.
— ilham_sajalah (@ilhamsajalah6) June 20, 2022
"Guys hati-hati juga tadi di iklan Instagram aku udah masuk iklan seperti ini(diduga penipuan soceng), udah ngeri banget sekarang mainnya iklan IG, tetap hati-hati dan waspada," kata akun @Hnylutfiani.
Guys hati2 jg, td di iklan instagram aku udah masuk iklan seperti ini, udah ngeri bangettt sekarang mainya iklan ig, tetap hati2 dan waspada pic.twitter.com/OxkpZq2nm2