Serangan Elite PDIP, Upaya Redam Ganjar Jadi Capres 2024
09 Juni 2022, 16:09:17 Dilihat: 4217x
Jakarta, -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi bulan-bulanan sejumlah elite PDI-Perjuangan (PDIP) beberapa waktu terakhir. Ia diserang karena dianggap berniat maju menjadi calon presiden (capres) 2024.
Anggota DPR Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan menyebut Ganjar 'kemlinthi' atau sok dan congkak lantaran berencana maju sebagai capres.
Koleganya yang lain Masinton Pasaribu pun menantang Ganjar maju dari partai lain jika tetap ngotot ingin nyapres. Segelintir elite PDIP lebih mendukung putri mahkota Puan Maharani sebagai capres.
Hingga saat ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum memutuskan siapa sosok yang diusung oleh partainya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan manuver para elite partai banteng ini tak lepas dari kerja politik yang dilakukan Ganjar selama ini. Mereka menilai kerja Ganjar bertentangan dengan agenda partai.
"Sudah mulai diendus bahwa Ganjar sudah mulai melakukan kerja-kerja politik untuk persiapan menuju ke 2024. Kan itu yang kemudian diharamkan, itu tidak dibolehkan," kata Adi saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (8/6).
Adi mengatakan keputusan capres yang diusung PDIP ada di tangah Megawati. Menurutnya, para kader pun harus mendukung penuh setiap keputusan yang dibuat oleh anak presiden pertama Sukarno itu.
Sebagai ketua umum, kata Adi, Megawati memiliki otoritas tertinggi memutuskan mengusung capres maupun cawapres.
Adi melihat hubungan Ganjar dengan para elite partainya semakin keruh setelah Presiden Joko Widodo seolah memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar di rapat kerja nasional (Rakernas) V kelompok relawan Projo bulan lalu.
Dalam rapat itu, Jokowi mengatakan bahwa dinamika politik saat ini sangat cair sehingga relawan Projo mesti bersabar sebelum menentukan dukungan.
Pesan tersebut disampaikan agar para relawan tak tergesa-gesa menentukan dukungan meskipun yang didukung mungkin hadir dalam Rakernas itu.
Salah satu kader PDIP yang turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Ganjar Pranowo.
"Itu kan jelas endorsement, jelas dukungan politik. Itu dianggap sebagai mengangkangi ketua umum. Itu yang membuat kenapa serangan terhadap Ganjar makin menjadi-jadi," ujarnya.
Beberapa kader yang belakangan kerap mengkritisi sikap Ganjar misalnya seperti Masinton Pasaribu, Junimart Girsang, hingga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.
Perbaiki Komunikasi
Ia menilai seharusnya Ganjar membenahi komunikasi di internal partainya sebelum mengambil langkah politik lebih lanjut. Adi meyakini langkah Ganjar akan tersendat apabila tak mendapat restu partai dan ketua umum.
Menurutnya, elektabilitas Ganjar yang tinggi pun sulit untuk membantunya nanti jika hengkang dan berlabu ke partai lain untuk menjadi capres. Ia menyebut nama Ganjar melambung lantaran dukungan PDIP.
"Kalau pakai kacamatanya PDIP. Tidak boleh ada orang yang melebihi partai, apapun jabatan politiknya. Entah Presiden, entah Gubernur, ataupun jabatan-jabatan lain. Dia itu adalah pengurus partai, itu logikanya PDIP, suka tidak suka," katanya.
"Meski pada saat yang bersamaan orang di luar PDIP agak sedikit mengkritik. Karena siapapun kan berhak untuk melakukan kerja politiknya sebagai upaya mewujudkan mimpinya sebagai kandidat presiden," ujarnya menambahkan.
Sementara Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin melihat bahwa kisruh di internal partai itu tak lepas dari peluang pencapresan Puan Maharani.
Ujang berpendapat elite-elite PDIP akan semakin menjauhi Ganjar jika terus melakukan kerja-kerja politik untuk 2024.
"Tidak mungkin ada dua matahari kembar di Partai yang sama terkait pencapresan. Artinya, ada Puan ada Ganjar," kata Ujang.
Ia menilai Puan memiliki kans lebih tinggi untuk diusung oleh PDIP. Menurutnya, Puan dianggap sebagai penerus trah Soekarno yang merupakan pendiri partai sekaligus bangsa ini.
Megawati, kata dia, sebagai sang ibu juga nantinya pasti ingin melanjutkan trah tersebut melalui Puan.
"Jadi kemungkinan (Puan) akan dijadikan prioritas oleh bu Mega dalam pencapresan," katanya.
Menurutnya, Ganjar harus lebih banyak menjalin komunikasi dengan para pengurus dan ketua umum untuk menjelaskan tujuannya di partai tersebut. Manuver oleh para koleganya, dinilai sebagai salah satu cara untuk mengganggu pencapresan Ganjar kelak.
Ganjar, kata Ujang, dihadapkan pada pilihan sulit. Ia tak bisa keluar partai lantaran akan semakin menjadi bahan gonjang-ganjing ke depan.
"Ganjar kan besar karena PDIP, jadi Gubernur juga karena PDIP. Ganjar paham dia tidak akan keluar dari sekarang. Walaupun nanti keluar, dia menjelang pendaftaran capres cawapres di KPU nanti," ujarnya.
Sementara Adi menilai bahwa Ganjar dapat memanfaatkan manuver-manuver politik kepadanya sebagai momentum untuk meraih simpati publik.
Menurutnya, Ganjar jangan sampai terprovokasi dengan beragam serangan elite PDIP. Adi menyebut pada akhirnya Ganjar dan PDIP akan bersikap realistis.
"Saya membaca, the end of the day PDIP juga akan realistis kok. Akan mengusung capres yang sangat mungkin dan potensial menang," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar sempat menegaskan bahwa dirinya akan tetap menghormati Megawati sebagai ketua umum partai yang memiliki hak prerogatif dalam menentukan sosok capres yang akan diusung.
Ia pun mengaku tidak akan mencampuri hal tersebut saat ini. Ganjar mengatakan bahwa dirinya hanya fokus pada pekerjaannya sebagai gubernur.
"Capres PDIP itu sudah jelas, itu urusannya Ketum, urusannya bu Megawati," kata Ganjar di Semarang, Kamis (2/6).