Deret Masalah Andal Bendungan Bener di Mata Akademisi
18 Februari 2022, 09:40:43 Dilihat: 203x
Jakarta, Universitas Narotama -- Analisis dampak lingkungan (ANDAL) Bendungan Bener yang tengah dibangun Purworejo, Jawa Tengah dianggap mengandung sejumlah masalah oleh akademisi dan kelompok masyarakat sipil. Mereka sudah membedah ANDAL yang menjadi dasar pembangunan Bendungan Bener tersebut.
Bendungan Bener menjadi sorotan lantaran warga Desa Wadas menolak wilayah mereka dijadikan lokasi tambang batu andesit untuk jadi material pembangunan.
"Dokumen ANDAL Bendungan Bener tidak valid, baik secara materil maupun formil," tulis hasil temuan dari bedah ANDAL sebagaimana diterima CNNIndonesia.com, Kamis (17/2).
Di aspek formil, akademisi menemukan sejumlah kejanggalan dalam pembuatan ANDAL Bendungan Bener. Misalnya, konsultasi publik tidak dilakukan dengan mekanisme yang seharusnya dipakai dan ada klaim sepihak tentang persetujuan warga terhadap penambangan andesit.
Analisis risiko juga dianggap tidak dilakukan komprehensif, sehingga berpotensi menimbulkan dampak serius scara fisik dan psikis warga serta memicu bencana alam. Kelompok masyarakat sipil pun menilai ada upaya pemaksaan kepada warga dengan melibatkan aparat.
Pakar Ekologi Politik Institut Pertanian Bogor (IPB), Soeryo Adiwibowo menyebut ada metode penelitian yang tidak tepat digunakan, yakni purposive sampling.
Dia menganggap metode itu cenderung mengatur skala ordinal yang menghitung selisih antara dampak jika pembangunan dilakukan dan tidak dilakukan.
"Meski model ini tidak bermasalah, tetapi jika model ini digunakan untuk mencari bilangan penjumlah, hasil penjumlahan menjadi tidak valid dan tidak logis" kata dia.
Salah satu temuan masalah yang paling disoroti yakni soal penggabungan ANDAL pembangunan Bendungan Bener dan kegiatan penambangan batu andesit yang akan dijadikan sebagai bahan material bendungan.
Sejumlah akademisi yang melakukan pembedahan ANDAL menilai seharusnya kedua aspek tersebut dipisah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020.
"Penyusunan dokumen cenderung meremehkan dampak potensial yang ditimbulkan," ucap Pakar Hukum Lingkungan Unika Soegijapranata Semarang,Beni Setianto.
Di aspek materiil, akademisi dan kelompok masyarakat sipil menyebut relasi sejarah warga Desa Wadas dengan lingkungannya tidak menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan ANDAL.
Dokumen ANDAL pun tida memperhatikan secara serius dampak dari penambangan andesit di Desa Wadas. Padahal ada ruang hidup perempuan dan anak-anak yang berpotensi terampas.
Mereka lalu merekomendasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mencabut izin lingkungan karena dokumen ANDAL disusun dengan metode yang tidak valid.
Para akademisi menolak penambangan andesit di Desa Wadas yang merupakan bahan material Bendungan Bener. Mereka juga meminta pemerintah untuk mengubah orientasi pembangunan yang fokus pada pertumbuhan ekonomi karena mengabaikan manusia serta lingkungan.
Sementara itu, Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Abdul Mughis mempertanyakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah selama ini. Semuanya dikerjakan untuk tujuan apa, siapa dan menguntungkan bagi siapa.
"Pembangunan Bendungan Bener tidak memiliki kejelasan tujuan. Jika bertujuan untuk membangun saluran irigasi, akan tetapi pembangunan ini justru menghancurkan ruang hidup dan penghidupan masyarakat khususnya di Desa Wadas," kata Abdul.
Secara umum ada temuan aspek formil dan materil yang membuat ANDAL Bendungan Wadas dinilai tak valid versi akademisi ini.
Aspek Formil:
1. Konsultasi publik tidak dilakukan dengan mekanisme yang seharusnya, yang melibatkan dua arah.
2. Terdapat klaim sepihak atas persetujuan warga.
3. Analisis risiko dilakukan tidak komprehensif.
4. Penelitian tidak dilakukan mendalam
5. Terjadi upaya-upaya memaksakan keinginan kepada warga dengan melibatkan aparat keamanan.
6. Pembangunan bendungan dan pertambangan adalah kegiatan terpisah menurut UU nomor 3 tahun 2020.
Aspek Materil:
1. Relasi sejarah masyarakat Wadas dan lingungkannya serta nilai pengetahuan dan religiusitas tidak menjadi dasar dalam penyusunan ANDAL
2. Dokumen ANDAL tidak memperhatikan secara serius dampak dari kegiatan pertambangan yang berpotensi terhadap perampasan ruang hidup para perempuan Wadas dan anak untuk mendapatkan perlindungan milik serta akses alamnya yang berkecenderungan besar berdampak pada ketidakadilan lintas generasi.
Sejauh ini Gubernur Ganjar Pranowo belum menyikapi temuan ganjal dari ANDAL Bendungan Bener yang ditemukan para akademisi.
Akan tetapi, sejauh ini Ganjar sudah menggelar rapat untuk melakukan evaluasi terkait proyek pembangunan Bendungan Bener. Rapat dilakukan beberapa hari setelah aparat dalam jumlah besar dikerahkan ke Desa Wadas.
"Setelah kemarin saya menemui warga Wadas, hari ini saya mengumpulkan dinas-dinas serta BBWS Serayu Opak dan BPN Jateng. Kita evaluasi semuanya. Dan saya ingatkan, jangan ada yang main-main di proyek Bendungan Bener ini," cuit Ganjar melalui akun twitternya @ganjarpranowo dikutip Selasa, (15/2).