Gerilya Tak Senyap Ridwan Kamil Cari Tiket Pilpres 2024
02 Februari 2022, 08:53:41 Dilihat: 165x

Jakarta,  -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menarik perhatian publik beberapa waktu terakhir dengan manuver politik. Sejumlah pengamat menilai manuver agresif itu sebagai taktik RK mencari tiket di Pilpres 2024.

Masih segar ingatan soal pertemuan Emil dengan dua ketua umum partai politik pada Juni lalu. Ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada 4 dan 5 Juni 2021.

Emil membonceng AHY dari rumah dinas Gubernur Jawa Barat menuju tempat makan di Ciumbuleuit. Keduanya menghabiskan waktu bersama sambil bicara politik.

Mantan wali kota Bandung itu mengunggah momen kebersamaan dengan AHY di Instagram. Ia bilang selalu mendukung apapun langkah politik putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

"Saya selalu mendoakan AHY, termasuk ketika ramai-ramai kemarin kepala daerah mendoakan dan jangan mengganggu AHY, salah satunya Jabar," kata Emil saat itu.

Pada hari berikutnya, Emil bertemu dengan Airlangga di Bandung. Dalam acara makan siang, ia mengenakan kemeja kuning, warna khas Partai Golkar.

Keduanya tampak ditemani sejumlah elite Golkar dalam pertemuan itu. Usai acara, Emil pun berdoa agar Allah SWT memudahkan langkah Airlangga di Pilpres 2024.

Gerilya Emil berlanjut. Sabtu (29/1) lalu, ia menghadiri pidato kebudayaan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Perpustakaan Nasional. Keduanya sempat berbincang hangat seusai acara.

Emil, sapaan akrabnya, menyebut ini kali ketiga dirinya bertemu dengan Zulhas. Ia menyebut Zulhas sebagai sahabat. Emil pun tak sungkan bicara kemungkinan bergabung dengan PAN.

Selain rajin bertemu ketua umum parpol, Emil tak ragu menyatakan niat maju di Pilpres 2024. Ia mengungkap sedang menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik untuk mewujudkan niatnya tersebut.

"RI satu atau RI dua itu Allah yang tentukan. Tugas manusia kayak PON Papua tadi, kerja keras, bertanding, berkompetisi, nanti medali perak atau emas itu wilayah Tuhan," ujar Emil.

Modal Terbatas

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Emil bergerilya secara agresif karena modal yang serba terbatas. Dalam urusan elektabilitas, Emil selalu menduduki papan tengah di berbagai survei.

Survei Indikator Politik Indonesia pada Desember 2021 menempatkan Emil di posisi kelima dengan elektabilitas 4,1 persen. Survei SMRC pada Desember 2021 pun mencatat elektabilitas Emil hanya 3,3 persen dan berada di urutan keenam.

Elektabilitas Emil juga tidak terlalu menjanjikan di bursa wakil presiden. Ia hanya menempati urutan ketiga kandidat wakil presiden pada survei Spektrum Politika Institute, Juli 2021.

"Dia tahu dan paham dengan kondisi dia sendiri. Pertama, elektabilitas masih di tengah, belum bisa menyaingi Anies, Prabowo, dan Ganjar. Kedua, juga tidak punya partai politik. Satu-satunya jalan adalah roadshow ke sana ke mari," kata Ujang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (31/1).

Menurut Ujang, pilihan tersebut mau tidak mau harus diambil Emil. Ujang mengatakan Emil harus habis-habisan jika serius ingin manggung pada 2024.

Namun, kata Ujang, sowan ke elite politik saja tidak akan cukup. Menurutnya, Emil perlu melebarkan sayap popularitas ke berbagai daerah. Salah satu caranya dengan memperbanyak kunjungan ke daerah lain.

"Kekurangan capres atau cawapres dari gubernur, kan tingkatnya lokal. Tingkatnya satu wilayah, ya RK Jawa barat, Anies Jakarta, Ganjar Jawa tengah. Yang harus dilakukan ya harus diterima di banyak kalangan, suku, entitas lain," kata Ujang.

Dihubungi terpisah, peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati menilai manuver Emil hendak meyakinkan parpol untuk memberikan tiket Pilpres 2024. Namun, pergerakan terlalu dini juga bisa mengundang serangan politik dari lawan.

"Negatifnya, kalau terlalu dini, dikhawatirkan akan blunder politik. Karena modal yang dipakai RK sebatas menjadi Gubernur Jawa Barat," ucap Wasisto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (30/1).

Wasisto berpendapat Emil harus menambah strategi jika benar-benar ingin maju pada Pilpres 2024. Pekerjaan rumah pertama yang harus dituntaskan Emil adalah meningkatkan popularitas dan elektabilitas.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah menampilkan citra diri sebagai pemimpin agamis. Menurut Wasisto, saat ini bursa calon presiden dan wakil presiden disesaki sosok nasionalis-sekuler.

Hanya Anies Baswedan yang tampil sebagai sosok pemimpin agamis. Wasisto berkata ada peluang besar jika Emil mampu mengemas diri sebagai sosok pemimpin religius nan toleran.

"Ketika sudah head to head dengan Anies sebagai pemimpin agamis, itu bagaimana dia memoles dirinya sebagai pluralis. Di situ lah sebenarnya blunder Anies Baswedan," kata Wasisto.

"Anies dulu dikenal sebagai figur pluralis, tapi malah berpindah ke konservatif. Nah, kalau RK berhasil menjadi antitesis Anies Baswedan, dengan tetap menjaga citra agamis, saya pikir elektabilitas RK akan naik," ujarnya.

 

Sumber :cnnindonesia.com

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.