Perjalanan Luar Angkasa Sebabkan Anemia
18 Januari 2022, 09:37:57 Dilihat: 212x

Jakarta, Universitas Narotama -- Sebuah studi mengungkap perjalanan ke luar angkasa ternyata berpengaruh terhadap kesehatan manusia, di antaranya kekurangan jumlah sel darah merah atau anemia.

Belakangan perjalanan ke luar angkasa sebagai misi pariwisata tengah gandrung oleh sejumlah pihak. Hal itu lantaran beberapa perusahaan antariksa seperti Virgin Galatic dan Blue Origin menyediakan paket perjalanan ke luar angkasa.

Namun para peneliti mengatakan bahwa perjalanan panjang ke luar angkasa dapat berisiko anemia.

Para astronaut diketahui mengalami "anemia luar angkasa" namun hingga saat ini dianggap hanya sebagai penyakit sementara. Sebuah studi NASA menyebutnya penyakit tersebut hanya berlangsung 15 hari.

Kurangnya sel darah merah, atau hemolisis dihasilkan dari perpindahan cairan saat tubuh astronaut berubah ke gaya nol gravitasi.

Guy Trudel dari Universitas Ottawa, yang memimpin penelitian tersebut mengatakan anemia adalah efek utama dari perjalanan ke luar angkasa.

Ia dan tim mendapatkan kesimpulan tersebut setelah peneliti melakukan analisis terhadap 14 astronot.

"Selama Anda berada di luar angkasa, Anda menghancurkan lebih banyak sel darah, daripada yang Anda buat," kata Trudel dikutip Reuters.

Biasanya, tubuh menghancurkan dan mengganti hampir 2 juta sel darah merah per detik. Tim peneliti menemukan tubuh astronot menghancurkan 3 juta sel darah merah per detik selama misi.

Para astronot menghasilkan sel darah merah ekstra untuk mengkompensasi yang hancur. Tapi, Trudel mempertanyakan, berapa lama tubuh bisa terus menerus memproduksi sel darah merah 50 persen lebih banyak?

Sebagai informasi, NASA memperkirakan sebuah misi pulang pergi ke Mars akan memakan waktu sekitar dua tahun.

"Jika Anda sedang dalam perjalanan ke Mars dan Anda tidak dapat mengikuti kebutuhan untuk memproduksi semua sel darah merah ekstra itu, "Anda bisa berada dalam masalah serius," kata Trudel.

Lebih lanjut Trudel menjelaskan memiliki lebih sedikit sel darah merah di luar angkasa bukanlah masalah ketika tubuh Anda tidak berbobot.

Tetapi setelah mendarat di Bumi, anemia dapat memengaruhi energi, daya tahan, dan kekuatan tubuh astronot.

Setahun setelah kembali ke Bumi, sel darah merah astronaut belum sepenuhnya kembali seperti pada saat sebelum melakukan misi.

Trudel juga mempelajari efek imobilitas pada pasien yang terbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Temuan baru itu menunjukkan bahwa apa yang terjadi di luar angkasa mungkin juga terjadi pada pasien yang berbaring selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Sulekha Anand, peneliti fisiologi manusia di San Jose State University yang tidak terlibat dalam penelitian ini, setuju atas penelitian Trudel.

"Temuan ini memiliki implikasi untuk memahami konsekuensi fisiologis dari penerbangan luar angkasa dan anemia pada pasien di darat," katanya dikutip CNN.

 

Sumber = cnnindonesia.com/teknologi

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.