AS Mulai Lagi Perjanjian Nuklir Tanpa Kepastian Iran
29 November 2021, 11:49:52 Dilihat: 132x

Jakarta, Universitas Narotama -- Amerika Serikat dan sekutunya mulai membuka kembali pembicaraan nuklir dengan Iran pada Senin (29/11).

Walaupun demikian, AS dan Uni Eropa skeptis terhadap respons pemerintahan baru Iran terkait negosiasi ini.

Gedung Putih bahkan tengah mempersiapkan opsi lain seandainya cara diplomasi ini gagal membujuk Iran kembali mematuhi larangan pengembangan senjata nuklir.

Rencananya, Amerika Serikat dan Iran akan bertemu di Wina, Austria, untuk membahas kembalinya Washington ke dalam kesepakatan nuklir JCPOA ini.

Beberapa negara lain yang juga akan datang ke pertemuan tadi adalah Jerman, Inggris, Prancis, China, dan Rusia.

Sementara itu, beberapa pejabat AS telah mewanti-wanti jika Iran terus mengembangkan program nuklir dan pengayaan uraniumnya, kegiatan ini dapat mengancam kesepakatan JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama), dan memaksa AS untuk melakukan opsi lain.

"Kami masih berharap bahwa diplomasi bisa memberikan jalan (penyelesaian). Namun jika (diplomasi) tidak memberikan jalan, kami siap menggunakan opsi lain," kata Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Brett McGurk, dikutip dari CNN.

"Tidak ada pertanyaan, kami tidak akan membiarkan Iran mendapatkan senjata nuklir, titik," tambah McGurk.

Utusan Khusus AS untuk Iran Rob Malley mengatakan dalam sebuah tweet bahwa kini Iran memiliki dua opsi.

"Melanjutkan pengembangan nuklir dan krisis, atau melakukan hubungan timbal balik ke JCPOA, menciptakan kesempatan untuk ekonomi regional dan hubungan diplomatik. Hanya ada sedikit waktu untuk memilih," kata Malley.

Sebelumnya, Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi sempat pergi ke Teheran pekan lalu. Namun, Grossi melaporkan kepada dewan IAEA kalau pembicaraan yang terjadi "tidak meyakinkan".

Salah satu penyebabnya, Iran menolak menerima pengawasan dari IAEA ke fasilitas produksi sentrifugal Karaj, yang disebut telah kembali beroperasi.

Asosiasi Kontrol Senjata (ACA) menilai penolak Iran akan pemasangan kamera baru oleh IAEA atau mengonfirmasi produksi masih belum dimulai dapat merusak upaya pengembalian kesepakatan JCPOA. Tidak diberikannya akses kepada Karaj juga menimbulkan spekulasi terkait apa yang kini dilakukan Iran, tambah ACA.

Sejak Presiden Joe Biden menjabat, AS dan Iran sudah melangsungkan dialog secara tak langsung dengan bantuan sekutu negara Eropa di Wina demi mencoba menghidupkan kembali JCPOA.

Menurut Biden, perjanjian JCPOA efektif membuat Iran patuh menangguhkan program nuklirnya, sampai akhirnya Trump menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut.

Perjanjian yang diteken oleh negara anggota tetap DK PBB beserta Jerman itu mewajibkan Iran membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen, jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir yaitu 90 persen.

Sebagai timbal balik, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran. Namun setelah menarik diri, AS kembali menerapkan sanksi yang membuat Iran geram.

Setelah itu, Iran terus menggencarkan program pengayaan uranium. Pada awal November lalu, Iran mengklaim berhasil mencapai lebih dari 210 kilogram pengayaan dari 20 persen uranium.

 

Sumber = cnnindonesia.com/internasional

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.