Latah Add Yours Instagram: Hura-hura hingga Celah Obral Data
24 November 2021, 09:04:26 Dilihat: 280x
Jakarta, -- Instagram memperkenalkan fitur barunya belum lama ini, yakni Add Yours. Berawal dari fitur stiker sebagai hura-hura, Add Yours kemudian buka celah pengguna obral data pribadi.
Fitur Add Yours merupakan fitur terbaru dalam Instagram Story. Lewat Add Yours, pengguna bisa saling berbalas pesan lewat postingan Instagram Story yang kerap dijadikan challange atau tantangan oleh para pengguna.
Instagram mengatakan Add Yours tengah diuji secara bertahap bagi pengguna di Indonesia dan Jepang dengan cara penggunannya yang terbilang cukup mudah. Ketika melihat stiker Add Yours di Stories teman mereka, pengguna dapat turut berpartisipasi dalam keseruan tantangan dengan mengetuk tombol Add Yours.
Selanjutnya, konten yang diunggah akan muncul di story pengguna dan laman stiker Add Yours teman mereka. Isi dari Add Yours kemudian akan dilihat oleh teman-teman Anda.
Belakangan sebagian pengguna justru mengeluhkan platform fitur Add Yours itu menjadi celah kebocoran data hingga sebagai modus operandi di jagat maya.
Khususnya tantangan yang meminta para penggunanya menerima tantangan untuk menyebutkan data pribadi mereka, mulai dari tahun kelahiran pengguna, variasi nama panggilan sampai tanggal lahir pengguna.
Kebocoran dan tersebarnya data pribadi melalui fitur Add Yours di Instagram kerap bermuara pada tindak kejahatan yang menyebabkan kerugian.
Modus tersebut kemudian dituangkan dalam postingan Twitter pada Selasa (23/11) pagi oleh @ditamoechtar_.
Dita Moechtar menjelaskan bahwa baru tadi pagi ia ditelepon oleh rekannya yang tertipu dan meminta sejumlah uang untuk ditransfer. Dita mengatakan bahwa rekannya merasa percaya, lantaran penipu memanggil dia dengan nama panggilan akrab.
Diduga, nama panggilan akrab itu diambil ketika korban mengikuti challenge di Instagram.
"Yang bikin temen saya percaya, si penipu manggil dia "pim". "Pim" adalah panggilan kecil teman saya, yang hanya orang dekat yang tahu. Terus dia inget dia abis ikutan (challenge Add Yours)," ujar Dita lewat twitternya, Selasa (23/11).
Konteks penipuan lewat fitur Add Yours pun diungkapkan salah satu kreator konten Eza Hazami. Ia menyebut bahwa fitur Add Yours dengan mudah membuat pengguna latah memberikan data pribadi.
"Enggak sekalian besok-besok masukin nama Ibu Kandung, sama 3 nomor belakang CVV/CVC kamu?" tulis Eza.
Unggahan tersebut pun direspons beragam oleh netizen. Namun, sebagian di antaranya mengaku sempat menerima komunikasi mencurigakan usai mengunggah dan ikut fitur Add Yours di Instagram.
Respons pihak Instagram
Instagram menyebut akan hapus konten yang membagikan dan mengumpulkan informasi identitas pribadi yang bermunculan menggunakan stiker Add Yours di Instagram Stories.
Perwakilan Meta Indonesia mengatakan akan menghapus sederet informasi pribadi yang menyebabkan kerugian fisik hingga kerugian keuangan, tempat tinggal dan medis. Tak luput, pihaknya juga akan menghapus informasi pribadi yang diperoleh dari sumber ilegal.
"Kami akan menghapus konten yang membagikan, menawarkan, serta mengumpulkan informasi identitas pribadi atau informasi pribadi lainnya yang dapat menyebabkan kerugian fisik atau keuangan, seperti informasi keuangan, tempat tinggal dan medis, serta informasi pribadi yang diperoleh dari sumber ilegal," ujar Meta
Pengguna kurang cermat
Menanggapi fenomena itu, pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengatakan bahwa fitur Add Yours bukan menjadi akar masalah dalam modus kejahatan. Tapi kecerobohan pengguna lah yang menjadi penyebabnya.
Alfons menjelaskan pengguna biasanya tak banyak yang menyadari bahwa individu telah membagikan informasi yang bersifat rahasia, lewat kuis atau fitur tambahan seperti fitur Add Yours di Instagram.
"Itukan tergantung pada pengguna medsosnya, istilahnya kalau pengguna medsosnya ceroboh dan bisa menampilkan data pribadi banyak cara, itu hanya salah satu cara." ujar Alfons kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/11) pagi.
"Jadi istilahnya bukan tools-nya yang bermasalah tetapi pengguna medsosnya yang kurang cermat," lanjutnya.
Alfons menyarankan pengguna media sosial agaknya lebih sensitif dan menghindari untuk membagikan data kependudukan yang sifatnya pribadi. Hal itu lantaran dapat berpotensi melancarkan aksi kejahatan lewat rekayasa sosial.