Jakarta, Universitas Narotama -- Keberadaan bulan tentu sangat penting bagi bumi, karena bulan mampu menerangi bumi di waktu malam hari. Ini karena bulan berada di angkasa.
Selian itu, bulan juga ada hubungannya dengan peradaban manusia. Tentu hal lain ialah bulan jadi pengamatan di angkasa. Tapi, apakah ada hubungan bulan dengan manusia?
Hal itu disampaikan oleh Peneliti Observatorium Bosscha, Agus Triono P. Jatmiko pada Teleskop Keliling dan Webinar (Tenar) gelaran Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (13/11/2021).
Hubungan manusia dengan bulan
Pada webinar itu, Agus Triono memaparkan mengenai sejarah hubungan manusia dengan bulan. Ia menjelaskan, manusia dari berbagai peradaban telah menganggap bulan sebagai dewa atau higher being karena posisinya yang berada di langit dan menerangi malam.
Peradaban Mesir Kuno menyebutnya Khosu, Yunani Kuno menyebutnya Artemis, dan India menyebutnya Chandra. "Bulan seringkali dikaitkan dengan fertilitas, kelahiran, dan kebahagiaan," ujar Agus seperti dikutip dari laman ITB, Kamis (18/11/2021).
Dijelaskan, peradaban Eropa Kuno juga pernah melihat bulan sebagai pengaruh buruk. Urban legend yang menjadi buktinya adalah manusia serigala (werewolves).
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Selain itu bulan juga dianggap penyebab ketidakwarasan khususnya di masa purnama. Legenda-legenda inilah yang mendorong penelitian lebih lanjut mengenai interaksi manusia dan bulan.
Pandangan moderen manusia tentang bulan disebut-sebut dimulai dari pembantahan teori Aristotle yang menyatakan bahwa permukaan bulan adalah mulus.
Teori ini dipatahkan oleh Galileo dalam bukunya The Starry Messenger (1610). Teori baru ini diperkuat oleh Thomas Harriot, seorang astronom Inggris yang pertama kali meneropong bulan dan berhasil menggambarkan permukaannya.
Penelitian di bulan
Sementara era penjelajahan bulan oleh manusia dimulai oleh negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa perang dingin.
Luna 3 dari Uni Soviet berhasil memetakan sisi jauh bulan yang tidak pernah dilihat manusia. Misi yang paling terkenal sendiri adalah Misi Apollo dari NASA yang berhasil membawa manusia ke bulan.
Sampai akhirnya di milenia ini Wahana Chandrayaan 1 dari India berhasil mendeteksi keberadaan molekul air di kutub bulan.
Namun, prediksi yang ada mengenai penjelajahan bulan oleh manusia di masa depan sangat beragam. Yusaku Maezawa dan SpaceX telah merencanakan proyek seni dan wisata ke bulan.
Investigasi air di permukaan bulan termasuk pengeboran telah direncanakan dalam Misi Viper. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan akan ada pembangunan koloni di bulan.
Acara Tenar dilanjutkan dengan penampilan foto dan video pengamatan tentang bulan yang telah disiapkan Himastron ITB. Kawah Copernicus, matahari mengiluminasi bulan, dan kawah ini berada di terminator (perbatasan sisi terang dan sisi gelap bulan).
Kawah ini merupakan salah satu kawah paling prominent di bulan karena lebarnya 93 km.