WSBK Mandalika Dinilai Bisa Jadi Acuan Dunia soal Penerapan Prokes
15 November 2021, 10:56:22 Dilihat: 154x
Jakarta, -- Perhelatan berskala internasional yang mencuri perhatian, World Superbike (WSBK) 2021 di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat menjadi acuan dunia terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi.
Ajang balap motor itu sendiri merupakan kegiatan pariwisata internasional pertama yang digelar Indonesia pada masa pandemi.
"Dengan menerapkan prokes Covid-19, diharapkan ajang ini menjadi acuan bagi negara lain dalam melaksanakan agenda olahraga internasional lainnya di masa pandemi," kata Ketua Sub Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Troy Pantouw seperti dilansir dari Antara, pada Sabtu (13/11).
Untuk mengantisipasi adanya penyebaran Covid-19, Satgas Covid-19 mengimbau penonton, panitia, pihak-pihak terkait penyelenggaraan, dan masyarakat di sekitar sirkuit agar terus mematuhi prokes yang telah ditetapkan pemerintah.
Troy menuturkan, guna menekan angka penularan COVID-19 selama acara berlangsung, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan Gerakan Mobil Masker untuk Masyarakat yang mendukung penguatan protokol kesehatan jelang perhelatan WSBK 2021.
"Mari kita bersama-sama menerapkan prokes demi mencegah terjadinya penyebaran Covid-19," ujar Troy.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lendek Jayadi turut mengingatkan warga untuk tidak abai terhadap prokes, meski kasus Covid-19 saat ini tercatat melandai.
Dia mengatakan, dalam upaya antisipasi penyebaran Covid-19 jelang penyelenggaraan WSBK, Dinas Pariwisata Lombok telah melakukan berbagai langkah. Salah satunya, vaksinasi terhadap pelaku wisata, khususnya di kawasan Program Daerah Pariwisata Super Prioritas.
"Semua pelaku wisata khususnya di kawasan DPSP telah tervaksin. Kami juga telah melakukan pemberdayaan kemampuan hospitality sumber daya manusia kepariwisataan," tutur Lendek.
Sementara pada penerapan prokes di sektor pariwisata, Lendek menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan kurasi standarisasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) bagi pengelola hotel, restoran, homestay/sarana hunian pariwisata (sarhunta) dan destinasi desa wisata.