Klaster Sekolah di Bantul Imbas Guru Positif Covid Nekat Mengajar
11 November 2021, 10:51:13 Dilihat: 206x
Yogyakarta, Universitas Narotama -- Klaster penularan virus corona (Covid-19) muncul di wilayah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Tak lepas dari kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Kasihan, Tamantirto, Kasihan.
Camat Kasihan, Subarta menyebut pemicu awal klaster adalah kelalaian seorang guru SD Kasihan berinisial SL. Guru itu nekat mengajar di sekolah meski telah mengetahui bahwa dirinya masuk dalam kategori kontak erat pasien.
"Ibunya SL ini positif, dia kan kontak erat tapi dia tetap mengajar," kata Subarta saat dihubungi, Rabu (10/11).
Dia menjelaskan bahwa ibu SL positif covid-19 sejak 27 Oktober lalu. Kemudian, SL menjalani tes antigen pada 29 Oktober siang. Namun, pagi harinya atau sebelum tes antigen, dia masih sempat mengajar di kelas.
Usai SL dinyatakan positif Covid-19, puskesmas langsung melakukan penelusuran kontak karena dia sempat mengajar di kelas.
Hasilnya, 85 orang menjalin kontak erat dengan SL. Terdiri dari 63 siswa, 18 guru, dan 4 mahasiswa PPL.
Puluhan orang ini lantas menjalani pemeriksaan dengan tes polymerase chain reaction (PCR) pada 30 Oktober dan 1 November 2021.
Hasilnya, 8 orang terkonfirmasi Covid-19. Mereka adalah 3 guru dan 3 siswa SD Kasihan, serta 2 mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).
"Mahasiswa PPL dari kampus di DIY, tapi saya belum tahu info lebih lanjutnya," imbuh Subarta.
Tracing lanjutan dari para guru dan murid membuat 9 kasus baru terdeteksi, yakni anggota keluarga dari para pasien. Dalam klaster ini tercatat total 18 kasus, termasuk pasien SL.
Para pasien kini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan satgas Covid-19 masing-masing wilayah tinggal. Sementara proses tracing belum berhenti.
"Ya jadinya sekolah langsung ditutup sejak kasus SL, akhir Oktober itu sampai dua minggu," ujar Subarta.
Penularan di SD Kasihan ini bukan satu-satunya klaster besar penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bantul. Sebelumnya, ada klaster takziah di Kecamatan Sedayu yang meluas juga karena kegiatan PTM terbatas di SDN Sukoharjo dan SMKN 1 Sedayu.
Awal penyebaran diduga dipicu dari kegiatan takziah yang diikuti salah seorang guru SDN Sukoharjo kemudian merembet ke murid-murid dan rekan kerjanya. Hasil tracing kontak erat salah seorang siswa lantas menguak penyebaran Covid-19 di SMKN 1 Sedayu.