DPR Respons Kritik Baju Ala Militer Saat Uji Kelayakan Andika Perkasa
08 November 2021, 08:48:11 Dilihat: 197x

Jakarta, -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Haris Almasyhari, angkat bicara merespons kritik Imparsial soal langkah sejumlah pimpinan dan anggota komisinya yang mengenakan seragam hijau bernuansa 'army look' saat melakukan uji kelayakan dan kepatutan alias fit and proper test calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, kemarin.

Dia berkata, kemeja berwarna hijau yang dipakai sejumlah pimpinan dan anggota Komisi I DPR dalam uji kelayakan dan kepatutan Andika bukan 'army look'.

Menurutnya, kemeja hijau tidak bisa langsung dianggap 'army look' karena identik juga dengan seragam partai politik tertentu.

"Seragam mana yang 'army look'? Bukan 'army look'. Memang kalau warna hijau pasti 'army look'? Ya enggak lah, itu nanti seragam PKB [Partai Kebangkitan Bangsa] 'army look'," kata Haris kepada wartawan di rumah Andika di Senayan Residence, Town House blok A9, Jalan Patal Senayan, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu (7/11).

Ia menambahkan, seragam hijau bisa identik dengan berbagai hal, bukan hanya tentara. Politikus PKS itu berkata, seragam berwarna hijau tersebut sudah dibuat sebelum uji kelayakan dan kepatutan Andika.

"Warna hijau warna macam-macam, bukan cuma warna tentara. Itu dibuat sebelum fit and proper test," ucapnya.

Sebelumnya, peneliti dari Imparsial, Husein Ahmad mengkritik langkah sejumlah pimpinan dan anggota Komisi I DPR mengenakan seragam berupa kemeja berwarna hijau saat melangsungkan uji kelayakan dan kepatutan Andika.

Ia mengaku memang tidak ada aturan yang melarang para anggota DPR memakai baju warna hijau yang identik dengan tentara dalam uji kelayakan dan kepatutan panglima TNI. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak lazim.

"Boleh aja (pakai baju hijau army). Tapi enggak lazim di parlemen negara-negara demokrasi," kata Husein seperti dikutip detikcom, Minggu (7/11).

Dia mengatakan bahwa baju 'militeristik' seperti itu cuma dipakai di negara-negara otoriter. Yaitu negara-negara yang mengadopsi militerisme.

"Biasanya Parlemen yang pakai baju yang 'militeristik' cuma ada di negara-negara yang otoriter atau fasis misalnya Tiongkok, Kuba dan lain sebagainya. Karena negara-negara itu mengadopsi militerisme ke dalam kehidupan bernegaranya," ungkapnya.

Menurutnya baju hijau army itu aneh jika dipakai oleh anggota parlemen negara demokrasi. Hal ini justru bisa mengesankan bahwa anggota DPR bukan mewakili rakyat.

"Menjadi aneh kalau itu dilakukan di negara demokrasi. Dalam negara demokrasi lazimnya wakil rakyat menampilkan dirinya sebagai representasi yang diwakili (rakyat). Kalau begini kan ada kesan kalau anggota DPR bukan wakili rakyat tapi wakili kelas yang gaya berpakaiannya mereka pakai itu," tuturnya.

 

Sumber: cnnindonesia.com

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.