Google Ingin Kayak Twitter, Jadi Tempat Cari Breaking News
11 Oktober 2021, 11:30:09 Dilihat: 152x
Jakarta, Universitas Narotama -- Raksasa teknologi Google sedang berusaha untuk membuat platform Google Search menjadi tempat mencari berita terkini (breaking news) seperti Twitter.
Langkah Google untuk menyaingi Twitter di ranah breaking news ini menggunakan fitur bernama 'Big Moments' atau momen besar.
Google menyebut program ini masih di tahap eksperimen dan belum dapat dipastikan kapan akan dirilis untuk publik.
Media sosial Twitter telah umum diketahui sebagai platform untuk mencari informasi tentang sebuah peristiwa yang sedang berlangsung. Informasi yang ada di Twitter tersebar melalui cuitan-cuitan penggunanya.
Google dan Twitter melakukan kesepakatan pada 2015 untuk menaikkan cuitan-cuitan dari Twitter untuk berada pada barisan atas laman pencarian yang terkait dengan breaking news. Dan sekarang Google ingin menjadi seperti Twitter.
Big Moments dikembangkan oleh kelompok kecil yang merupakan bagian dari tim Google Search. Kelompok kecil ini sedang mencoba memperbaiki sistem yang menampilkan breaking news agar dapat memberi informasi relevan pada saat peristiwa terjadi.
Hal tersebut berkaca pada kegagalan Google Search memberikan breaking news yang relevan saat penyerangan Gedung Kongres Amerika Serikat dan protes Black Lives Matter.
"Kami terus bereksperimen dengan berbagai cara untuk memastikan orang-orang yang menggunakan Google menemukan informasi yang paling valid dan terkini ketika mereka membutuhkannya," kata Juru Bicara Google dalam sebuah pernyataan.
"Fitur-fitur atau perbaikan pada sistem kami melalui tes dan proses evaluasi yang teliti untuk memastikannya memberi nilai pada orang-orang," tambahnya seperti dilansir Bloomberg.
Dilansir dari Phonearena, pada awal tahun lalu ketika kabar Covid-19 mulai menjadi perbincangan setiap hari, Google melakukan perbaikan pada format pencarian platformnya untuk memastikan video dan data medis yang valid muncul lebih atas dalam laman pencarian.
Hal inilah yang ingin Google lakukan juga untuk Big Moments, mengedepankan informasi terkini di laman pencarian. Namun Google mengatakan tidak ingin jadi penerbit, melainkan hanya sebuah platform.
Kemudian perubahan yang ingin Google berikan pada laman pencarian mencakup penambahan konteks sejarah pada sebuah cerita. Sebagai tambahan, Google ingin menambahkan informasi pada sebuah peristiwa breaking news yang tidak termuat dalam berita, seperti menambahkan jumlah korban terkini dan menghubungkannya dengan breaking news tersebut secara real time.
Saat ini pengguna disebut mencari berita di Google setelah sebuah peristiwa selesai dibanding saat peristiwa tersebut terjadi.
Lebih lanjut Big Moments dipimpin oleh Elizabeth Reid, seorang Senior Executive yang menjadi Kepala Bagian Pengalaman Pencarian pada April dan diharapkan segera menyusul Twitter sebagai platform informasi breaking news.
Editor algoritma
Big Moments dikabarkan akan menggunakan algoritma dibanding manusia untuk melakukan keputusan editorial.
Hal ini disebut untuk memberi efisiensi waktu pada proses yang dilakukan Big Moments. Penggunaan manusia sebagai editor akan cukup memakan waktu terutama pada sejumlah peristiwa yang mengandung pertentangan.
Google sempat dikritik karena menunjukkan bias dalam hasil pencariannya, dan langkah besar yang dilakukan Big Moments tidak boleh menimbulkan hal seperti itu.
Google sebelumnya memberi peringatan pada laman pencarian yang memunculkan hasil cerita yang terlalu cepat. Peringatan tersebut berbunyi: "Sepertinya hasil ini berubah terlalu cepat. Jika topik ini baru, terkadang perlu waktu untuk hasil tambahan dari sumber yang dapat diandalkan."
Pada situasi tersebut, kurasi dari editor manusia akan memakan waktu cukup lama dan bertentangan dengan misi Big Moments untuk memberikan berita terbaru secepat mungkin.