Kemendikbud: Lulusan Kampus Tertinggal 5 Tahun dari Industri
15 September 2021, 09:04:03 Dilihat: 308x
Jakarta -- Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Nizam mengatakan lulusan perguruan tinggi selalu tertinggal dari kebutuhan dunia kerja. Bahkan tertinggal hingga lima tahun dari tren yang berkembang di dunia industri.
"Lulusan kita hari ini hasil pendidikan lima tahun yang lalu. Hingga antara perguruan tinggi dengan dunia kerja selalu tertinggal minimal lima tahun," kata Nizan dalam rapat di Komisi X DPR, Selasa (13/9).
Nizam mengaku kerap menerima keluhan dari dunia industri terkait kompetensi lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang tertinggal lima tahun. Dia lalu mengaku kesulitan untuk mengembangkan kurikulum karena perkembangan teknologi industri yang cepat
Nizam berharap program merdeka belajar lewat program Kampus Merdeka di perguruan tinggi dapat mempersempit ketertinggalan itu. Kampus merdeka akan memberi keleluasaan kepada mahasiswa belajar di dunia industri.
"Ini merupakan satu terobosan untuk memastikan tidak ada kesenjangan antara apa yang terselenggara di PT, kurikulum yang berjalan, pendidikan yang berjalan, dan penelitian di PT, itu nyambung," katanya.Nizam mengaku kerap menerima keluhan dari dunia industri terkait kompetensi lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang tertinggal lima tahun. Dia lalu mengaku kesulitan untuk mengembangkan kurikulum karena perkembangan teknologi industri yang cepat
Nizam berharap program merdeka belajar lewat program Kampus Merdeka di perguruan tinggi dapat mempersempit ketertinggalan itu. Kampus merdeka akan memberi keleluasaan kepada mahasiswa belajar di dunia industri.
"Ini merupakan satu terobosan untuk memastikan tidak ada kesenjangan antara apa yang terselenggara di PT, kurikulum yang berjalan, pendidikan yang berjalan, dan penelitian di PT, itu nyambung," katanya.
Nizam menerangkan, bahwa kampus merdeka merupakan konsep agar mahasiswa bisa belajar secara fleksibel. Menurut dia, hal itu yang saat ini telah dianut oleh banyak perguruan tinggi di luar negeri.
"Ini hanya bisa dilaksanakan dengan kolaborasi yang erat antara kampus dan kampus kehidupan. Antara dunia bisnis, industri, pemerintah, maupun masyarakat terus berkolaborasi dengan PT, tidak ada lagi mata rantai yang putus antara kampus dan kampus kehidupan," kata dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengatakan bahwa kurikulum industri seharusnya bisa masuk dalam kurikulum perguruan tinggi.
"Tidak cuma dibikin bersama, kurikulum industri harus boleh masuk kurikulum pendidikan tinggi kita," kata Wikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR, Selasa (14/9).