Haidar Bagir Kritisi Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi
28 Agustus 2021, 08:38:48 Dilihat: 178x
Jakarta, -- Direktur Utama Kelompok Mizan Haidar Bagir menyebut pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang kembali digelar di sejumlah daerah PPKM Level 1-3 ibarat buah simalakama.
Menurut Haidar, pada satu sisi hingga saat ini belum terdapat alternatif untuk mengatasi masalah learning loss yang terjadi akibat pandemi. Di sisi lain, situasi saat ini belum sepenuhnya aman untuk PTM.
"Sekarang ini agak buah simalakama," kata Haidar saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (25/8) petang.
Adapun learning loss yang dimaksud Haidar pernah dijelaskan Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Learning loss merupakan kehilangan satu generasi yang tidak belajar sama sekali. Hal ini rentan terjadi selama pelaksananan pendidikan jarak jauh (PJJ).
Menghadapi keadaan ini, Haidar mengaku pernah mengajukan beberapa alternatif terkait konsep pembelajaran di tengah pandemi.
Menurut Haidar, selain siswa harus masuk sekolah secara bergantian selama pelaksanaan PTM terbatas, sekolah juga bisa menggelar PTM di tempat-tempat terbuka.
"Kan baiknya persekolahan tidak dilakukan di tempat tertutup dengan kepadatan (siswa) yang tinggi," kata Haidar.
Haidar mencontohkan, pelaksanaan PTM terbatas di sekolahnya, Lazuardi Al Falah, memanfaatkan sebanyak mungkin area terbuka.
Haidar menyadari konsep ini bisa diterapkan karena Lazuardi memiliki area seluas 1,8 hektar.
"Banyak ruang terbuka," kata Haidar.
Sementara, sekolah dengan ruang terbuka yang tidak cukup luas namun memiliki siswa banyak, menurut Haidar semestinya tidak hanya melakukan PTM secara bergilir.
Sekolah-sekolah tersebut bisa memanfaatkan ruang-ruang publik yang dimiliki RT, RW, atau kelurahan setempat.
"Misalnya ada balai desa yang barangkali punya ruang terbuka atau lapangan atau apa saja," tutur Haidar.
Menurut Haidar, dalam melaksanakan PTM terbatas, pihak sekolah mesti berupaya membuat sebanyak mungkin siswa mengikuti pembelajaran. Selain itu, durasi pembelajaran juga mesti dilakukan dalam waktu yang maksimal.
Meski demikian, upaya pencegahan penularan Covid-19 juga harus dilakukan. Karena itu, menurut Haidar, pelaksanaan PTM di ruang terbuka bisa mengurangi potensi penyebaran Covid-19.
"Ini pernah saya sampaikan ke Kemendikbud, kemendikbud mengatakan bahwa ini gagasan layak untuk dipertimbangkan," ujar Haidar.
Sebelumnya, sejumlah daerah mulai mengizinkan sejumlah satuan pendidikan menggelar PTM di tengah pandemi Covid-19.
Sejumlah daerah tersebut seperti, DKI Jakarta, Jawa TImur, dan Kota Tangerang yag sedang mulai menyiapkan pelaksanaan PTM.
Pemerintah pusat memang telah mengizinkan pelaksanaan PTM di wilayah yang menerapkan PPKM Level 3. Hal ini tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 tentang PPKM Level 3, 2, dan 1 di Jawa-Bali.