Megawati Sebut Sumbar Sudah Berbeda, Kenang Momen Perundungan
13 Agustus 2021, 08:30:25 Dilihat: 223x

Jakarta, -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan Sumatera Barat saat ini berbeda dari yang ia kenal sebelumnya.

 

Mega mengaku pernah mempertanyakan hal ini kepada tokoh Muhammadiyah sekaligus anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila kelahiran Sumatera Barat, Ahmad Syafii Maarif.

 

"Saya suka bertanya sama beliau, mengapa Sumatera Barat yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda?," kata Megawati dalam Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa di kanal Youtube Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP, Kamis (12/8).

 

Menurut Mega, Sumbar tak lagi memiliki tokoh-tokoh nasional yang populer. Padahal, pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, Sumbar melahirkan banyak tokoh nasional.

 

"Dulu saya tahunya tokoh dari Sumatera Barat, kenapa menurut saya (sekarang) tidak sepopuler dulu atau memang tidak ada produknya?" ujar Mega.

 

"Padahal Sumatera Barat ketika sebelum kemerdekaan sampai setelah merdeka sampai selesai juga Bung Karno (sebagai presiden) itu kan tokoh-tokohnya luar biasa ya," kata dia menambahkan.

 

Presiden kelima RI itu juga mengenang saat ia berkunjung ke Bukittinggi. Di sana, ia melihat dan merasakan nuansa gotong royong dan nuansa tradisi keislaman yang amat kental.

 

Kendati begitu, masyarakat di sana menempatkan tokoh adat ninik mamak, alim ulama, dan cadiak pandai (cerdik cendekia) sebagai unsur kepemimpinan di Minangkabau. Tiga unsur itu disebut Tungku Tigo Sajarangan.

 

"Jadi ke mana para cendekiawan yang dibilang cadiak pandai? Ini benar kan dulu setingkat loh, mungkin yang istilahnya Tungku Tigo Sajarangan alim ulama, cerdik pandai, yang satu lagi penghulu apa, ya? Kan, mendapatkan tempat yang sama di rumah gadang itu," tutur Mega.

 

Dalam kesempatan itu, Mega juga merasa heran ketika ia dan putrinya, Puan Maharani jadi sasaran perundungan. Padahal, sepengetahuan Mega, di Sumatera Barat terdapat konsep Bundo Kanduang atau pemimpin wanita di Minangkabau.

 

Perundungan itu sempat terjadi pada momen Pilkada Serentak 2020.Puan menuai kritik karena pernyataannya yang dianggap menyinggung Sumatera Barat.

 

Saat itu Puan berharap Sumatera Barat bisa menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila.

 

"Kan, ada Bundo Kanduang, ya? Nah, jadi itu maksud saya apakah itu sudah tidak berjalan lagi?" pungkas Mega.

 

Rekam jejak PDIP, partai yang dipimpin Mega, di Sumatera Barat memang kurang memuaskan. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir, PDIP kerap kesulitan mendulang suara di Sumatera Barat setiap ajang pemilu.

 

Pada periode 2004-2009, PDIP tidak mendapat kursi DPR dari Sumatera Barat. Kemudian, pada 2014, meski menjadi partai pemenang pemilu, tapi partai berlambang banteng itu hanya mendapat satu kursi dari Sumatera Barat.

 

Berikutnya, pada Pemilu 2019 PDIP kembali keok di Sumbar. Dari dua daerah pemilihan (dapil) di Sumbar, perolehan suara PDIP kurang dari 100.000.

 

Di dapil Sumbar I, total perolehan suara PDIP hanya 86.423. Sedangkan di dapil Sumbar II PDIP hanya mengumpulkan 47.809 suara.

 

Perolehan suara Joko Widodo-Ma'Ruf Amin, pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP juga kalah di Sumbar. Jokowi-Ma'ruf hanya mampu memperoleh 407.761 suara, kalah dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mengantongi 2.488.733 suara di Sumbar.

Sumber :cnnindonesia.com

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.