Biden Batalkan Kebijakan Trump terkait Imigrasi
04 Februari 2021, 09:00:00 Dilihat: 66x

Jakarta -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden membatalkan sejumlah kebijakan mantan presiden Donald Trump yang berkaitan dengan imigrasi dan tempat tinggal para imigran.
Pihaknya memerintah peninjauan proses tempat tinggal di perbatasan AS-Meksiko dan sistem imigrasi.
Tak hanya itu, Biden juga membentuk satuan tugas guna mempertemukan kembali keluarga migran yang dipisahkan imbas kebijakan nol toleransi Trump 2018 silam.
"Kami akan bekerja untuk menghapus rasa malu secara moral dan nasional dari pemerintahan sebelumnya yang langsung merenggut anak-anak dari pelukan keluarga mereka," ujar Biden saat menandatangani tiga perintah eksekutif mengenai migrasi di Gedung Putih seperti dikutip dari Reuters.
Perintah eksekutif itu menyerukan serangkaian tinjauan dan laporan yang dapat memicu perubahan kebijakan dalam beberapa pekan mendatang, juga memberikan bantuan langsung kepada imigran yang dilarang saat Trump menjabat presiden.
Tak hanya itu, Biden juga memerintahkan untuk meninjau ulang terkait "biaya retribusi publik" era Trump. Hal itu dinilai menyulitkan bagi imigran miskin untuk mendapat tempat tinggal permanen di Amerika Serikat.
Mengatasi hal tersebut, Biden memperluas jalur hukum ke Amerika Serikat, bekerja sama dengan lembaga-lembaga AS untuk mengatasi pendorong migrasi di Amerika Tengah dan mempertimbangkan untuk mengakhiri pakta suaka era Trump dengan Guatemala, El Salvador dan Honduras.
Senada dengan itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam keterangan tertulis, Amerika Serikat berencana menangguhkan dan mengakhiri perjanjian yang memungkinkan para pencari Suaka dari negara lain dikirim ke negara tersebut.
Para pendukung imigrasi mendesak pemerintahan baru AS segera membatalkan kebijakan Trump. Namun para pembantu Biden mengatakan pihaknya perlu waktu untuk mengungkap lapisan pembatasan imigrasi dan menerapkan sistem yang lebih ramah migran.
"Ini tidak akan terjadi dalam semalam," ucap Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, Selasa (2/2).
Perlu kehati-hatian untuk membalikkan kebijakan Trump. Bersamaan dengan itu, Biden mencoba mencegah lonjakan imigrasi ilegal.
Penentang Biden dapat menggagalkan atau memperlambat agendanya dengan tuntutan hukum, jika pemerintahannya bergerak terlalu cepat dan gagal mengikuti prosedur yang tepat.
Kewaspadaan itu tercermin ketika Biden tidak mencabut perintah "Judul 42" yang dilakukan Trump untuk menghentikan penyebaran virus Corona dan memungkinkan AS mengusir hampir semua orang yang tertangkap melewati perbatasan secara ilegal.
Namun, dia mengamanatkan peninjauan Migran Protection Protocols (MPP) yang memerintahkan 65.000 ribu pencari Suaka, di Meksiko untuk menunggu sidang pengadilan mereka.
Di seberang perbatasan Meksiko, para Migran yang terdaftar MPP mengatakan ingin mengetahui rencana Biden terkait program tersebut.
"saya tidak tahu, mengapa dia tidak mengatakan apa yang dia lakukan" kata Yuri Gonzales, imigran yang telah menunggu lebih sari satu tahun di Ciudad Juarez.
Eks Pejabat Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf menyebut menghentikan program MPP merupakan kesalahan sebab program ini dianggap efektif mencegah imigrasi illegal.
Direktur Senior Komisi Pengungsi Perempuan yang berbasis di Kota New York, Michelle Brane mengatakan para advokat berharap Biden menjadi "lebih cepat dan operasional." Di sisi lain, mereka juga akan "menunggu dan melihat" langkah konkret yang diambil lembaga imigrasi AS.
Perubahan Retoris
Menyoal imigrasi, Pemerintahan Biden berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Trump menganggap para pencari suaka sebagai ancaman atau penguras ekonomi di Amerika Serikat.
"Mengamankan perbatasan kita, tidak mengharuskan mengabaikan kemanusiaan dari mereka yang berusaha melintasinya," bunyi perintah yang berhubungan dengan Suaka.
Sayangnya, oposisi dari Partai Republik ini terus berlanjut, dan tuntutan hukum oleh kelompok konservatif berpotensi memperlambat agenda Biden.
Minggu lalu, seorang hakim federal memblokir salah satu langkah imigrasi pertamanya, setelah negara bagian Texas memintah perintah pengadilan.
Analis Kebijakan di Institut Kebijakan Migrasi yang berbasis di Washington, Sara Pierce mengatakan jika Biden gagal mencegah lonjakan imigrasi ilegal di AS-Meksiko, ia mampu memberi amunisi kepada kubu Partai Republik dalam pemilihan kongres 2022 mendatang.
"Ini hal yang menarik bagi pendukung Donald Trump," katanya.
Sementara itu, Biden dalam kampanyenya 2020 lalu berjanji untuk bergerak cepat menyatukan kembali orang tua dan anak yang terpisah di perbatasan selatan. Satuan tugas yang dibentuk Selasa kemarin ditugaskan untuk mengerjakan hal tersebut.
Sumber cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.