Presiden Zimbabwe Melemah dan Bicarakan Kematiannya
09 Mei 2016, 09:42:38 Dilihat: 583x
HARARE – Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, bisa jadi adalah presiden tertua yang masih menjabat sejauh ini. Pada usia ke-92, kondisi kesehatannya dikabarkan kian menurun. Namun, sang presiden bersikeras memenuhi janjinya untuk menjadi presiden seumur hidup, sampai ajal menjemput.
Pada awal tahun, Mugabe pernah dikabarkan mengalami serangan jantung. Akan tetapi, seluruh anggota keluarga bungkam. Terbaru, saat acara pawai militer pada akhir April 2016, sebuah foto yang terunggah ke publik menampilkan Mugabe membungkuk di depan potretnya sendiri.
Membuat warga Zimbabwe serentak terenyak. Kesannya, dia sudah tidak mengenali lagi wajahnya sendiri atau melihat dengan jelas wajah-wajah yang ditemuinya.
Istri keduanya, Grace Marufu menegaskan, suaminya masih mampu menjadi kepala negara dan dia akan tetap memerintah sebagai presiden hingga berumur 100 tahun dari atas kursi rodanya.
Meski semua pihak seolah begitu setia dan mendukung kiprah Mugabe untuk menjadi presiden seumur hidup, yang bersangkutan justru dipaksa membicarakan kematiannya sendiri pada Februari lalu dalam sebuah pertemuan dengan para veteran Zimbabwe. Topik yang dianggap tabu di negara Afrika Selatan tersebut.
“Saya tidak sekarat. Dasar kalian tidak tahu malu!” tukas Mugabe, dikutip dari The Zimbabwean, Senin (9/5/2016), saat ditanyai soal kematiannya. Pembahasan yang akhirnya memicu perkelahian para suksesor di dalam partainya.
Semakin dekatnya Mugabe pada masa lengser, membuat situasi dalam negeri semakin gaduh. Tidak hanya karena carut marut politiknya yang dinodai aksi korupsi di tubuh partai pemudanya, ketidakstabilan politik disinyalir menjadi faktor utama penyebab krisis persediaan uang tunai di negara miskin tersebut, selama beberapa pekan terakhir.
Selama menjabat lebih dari tiga dekade terakhir, Mugabe terbukti menjadi tokoh kunci yang dapat mengesampingkan permusuhan internal maupun antar fraksi. Namun dengan kondisinya sekarang, banyak pihak meragukan dia akan mampu bertahan dan layak mencalonkan diri kembali pada pemilu 2018 mendatang.
Dua partai terkuat di negaranya pun mulai saling menyerang satu sama lain seperti sebelum Mugabe berkuasa. Kubu Lacoste yang dipimpin Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa berpendapat bahwa presiden harus diizinkan beristirahat. Sementara partai oposisi tidak setuju.