Bertepatan dengan Hari Ibu Nasional, Selasa (22/12), keluarga besar Universitas Narotama Surabaya membentuk Narotama Women`s Club (NWC), suatu perkumpulan kekeluargaan diantara ibu dan istri pejabat struktural, ibu dan istri pegawai, serta ibu dan istri dosen. Aktifitas pertama dari NWC yaitu penanaman 2.200 bibit pohon oleh Wanita Narotama Peduli Lingkungan untuk mendukung Gerakan Surabaya Green & Clean yang ditandai dengan penyerahan bibit pohon blimbing secara simbolis oleh Ketua NWC Ir. Hj. Rr Iswachyu Dhaniarti DS kepada Agus Hebby ST, MT (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya).
Kita memberikan bibit pohon saja, jenis pohon dan tempat penanaman kita serahkan pada Dinas Pertamanan Kota Surabaya. Mereka yang lebih tahu lahan dan kawasan mana yang perlu penghijauan, kata Iswachyu Dhaniarti, kemarin.
Menurut Iswachyu, disamping kesuksesan yang saat ini dicapai perempuan Indonesia, masih ada persoalan yang dihadapi perempuan. Hal terkait dengan jender dan kekerasan dalam rumah tangga. Kedepan, NWC juga akan langkah menunjukkan sikap peduli kepada lansia, anak yatim, dan masyarakat yang kurang beruntung.
Agus Hebby mengatakan bahwa gerakan wanita Narotama peduli lingkungan tersebut merupakan eksistensi wanita Narotama terhadap lingkungan khususnya Kota Surabaya. Jenis pohon yang bagus untuk penghijauan yaitu Trembesi yang mampu menyerap 28.000 Kg polutan per tahun. Sedangkan untuk jenis pohon Sono hanya dapat menyerap 4.000 Kg polutan per tahun. Ia mencontohkan Singapura, suhu di negara itu dingin karena penghijauan kota dengan tanaman pohon Trembesi. Surabaya yang sama-sama kota pantai terasa panas, karena pohon yang kita tanam adalah Sono.
Kami berharap bikbit pohon yang diberikan Narotama sudah besar atau dua nmeter tingginya, sebab kalau bibit pohon masih kecil rawan mati dan harapan hidup rendah. Bibit yang masih kecil juga butuh perawatan ekstra untuk bisa tumbuh besar,ujarnya.
Sementara itu, Universitas Narotama melakuakn sosialisasi dan demo Internal Mailing System (IMS). Rektor HR Djoko Soemadijo mengungkapkan, IMS merintis sistem pelaporan aktifitas kampus berbasis IT. Penerapan IMS, setiap kegiatan kampus dalam hitungan hari-minggu-bulan, harus ada laporan kepada top manajemen untuk setiap unit berdasar sistem dan prosedur ISO. Ini bermanfaat dalam percepatan koreksi kalau ada kesalahan.
Bila internal mailing system ini berkembang baik, maka mengarah pada paperless office, jelas Djoko Soemadijo. (Humas)